Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Klaim Pembangunan Lumbung Pangan Tak Lewati Batas Hutan Lindung

Kompas.com - 19/11/2020, 18:18 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim, pembangunan lumbung pangan nasional atau food estate di Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah tidak akan melewati batas hutan lindung atau area konservasi.

Sebab, menurut dia, lokasi yang dipilih untuk pembangunan itu telah melalui serangkaian kajian lingkungan.

"Pemilihan dua lokasi kawasan food estate tadi tentunya dilakukan melalui serangkaian kajian lingkungan dan proses peralihan fungsi kawasan hutan lewat survei lapangan," kata Luhut dalam sebuah webinar, Kamis (19/11/2020).

"Dengan begitu kawasan food estate ini tidak melewati batas hutan lindung atau area konservasi lainnya," sambungnya.

Baca juga: Pengembangan Tahap I Lumbung Pangan di Kalimantan Tengah 2.100 Hektar

Luhut mengatakan, pembangunan lumbung pangan ini merupakan program strategis nasional 2020-2024 yang menjadi agenda prioritas pemerintah.

Program ini bertujuan untuk mengamankan ketahanan pangan negara.

Di Sumatera Utara, lumbung pangan diperuntukkan bagi penanaman sejumlah komoditas seperti kentang, bawang merah, bawang putih, wortel dan beberapa tanaman lainnya.

Sementara, di Kalimantan Tengah lumbung pangan khusus untuk menanam padi dan singkong.

Ke depan, kata Luhut, kawasan lumbung pangan ini akan menjadi contoh bagi penerapan koperasi pertanian dari hulu ke hilir. Dari budidaya pasca panen hingga masuk ke industri pertanian.

Baca juga: Tinjau Lumbung Pangan di Sumut, Jokowi: Hasilnya Kita Lihat dalam 2 Bulan

"Kita harapkan melalui program ini bisa terwujud kawasan hortikultura dan pertanian terpadu yang berdaya saing ramah lingkungan dan modern yang hasilnya bisa didapatkan oleh petani dalam jumlah besar pula," ujarnya.

Menurut Luhut, pengembangan kawasan lumbung pangan ini tak cukup dengan peran petani dan pemerintah saja.

Koperasi, baik BUMN maupun swasta, perlu dilibatkan melalui penerapan pola public privat partnership.

Lebih lanjut, kata Luhut, pemerintah tengah mendorong transformasi digital melalui gerakan penjualan secara daring bagi pelaku UMKM, termasuk bagi petani, peternak dan nelayan.

Baca juga: Mentan: Kalimantan Selatan Bagian Lumbung Pangan Nasional

Gerakan ini bukan hanya bertujuan untuk membangkitkan kembali perekonomian di tengah pandemi Covid-19, tetapi juga diharapkan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani, peternak dan nelayan karena memangkas rantai pasok industri distribusi dari produsen kepada konsumen.

Luhut mengatakan, beberapa program ini penting lantaran ada ancaman krisis pangan global.

"Hari ini kita mungkin kita belum merasa resah karena bahan pangan masih tersedia. Namun krisis pangan global sudah mengintai dari jauh," katanya.

"Oleh karena itu kita tidak boleh tinggal diam, terobosan dan langkah harus terus diupayakan demi mempersiapkan segala kemungkinan yang bisa terjadi di masa mendatang," tambah Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com