JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Yuliandre Darwis mengatakan, sinyal siaran di Indonesia masih belum merata di beberapa daerah perbatasan dengan negara lain.
Menurut dia, hal itu akan berpengaruh pada budaya kearifan lokal di daerah tersebut.
Hal ini dikatakan Yuliandre dalam Sosialisasi dan Publikasi Menjaga Indonesia dan Perbatasan Melalui Penyiaran Televisi Digital yang diselenggaran secara daring, Senin (16/11/2020).
"Mahasiswa doktor saya yang di komunikasi kebetulan ambil di Padjajaran mereka riset di perbatasan khususnya Kabupaten Meranti, ada sebuah kearifan budaya lokal yang muncul spiritnya sehingga yang mereka pahami hanya budaya spirit Malaysia daerah perbatasan, bukan daeranya Indonesia," kata Yuliadre.
Baca juga: Digitalisasi Penyiaran Tertinggal dari Negara Lain, KPI Harap Bisa hingga Perbatasan
Ia menjelaskan hal itu terjadi karena sinyal televisi dari Malaysia sangat kuat. Sedangkan, sinyal di perbatasan tidak bisa menangkap penyiaran dari Indonesia.
Oleh karena itu, di Meranti lebih banyak menonton siaran dari Malaysia atau bahkan China melalui set top box.
"Bahkan set top box yang diambil adalah set top box China yang isinya bahkan semua produk-produk platform dalamnya adalah produk-produk konten dari provider China," ujar dia.
Yuliandre pun menilai hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Indonesia.
Adapun, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) meyakini Indonesia dapat mengejar ketertinggalan apabila melakukan digitalisasi industri penyiaran.
Baca juga: Digitalisasi Industri Penyiaran, Kemenkominfo Yakin Indonesia Kejar Ketertinggalan
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Widodo Muktiyo mengatakan, selain dapat mengejar ketertinggalan, Indonesia juga akan mendapat keuntungan dari digitalisasi tersebut.
"Kominfo percaya tahun 2022 Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dan akan mengambil untung dari digitalisasi industri penyiaran," kata Widodo di acara seminar rapat koordinasi nasional (rakornas) Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Senin (2/11/2020).
Selain itu, Kominfo juga meyakini bahwa melalui adopsi teknologi digital dan koordinasi intensif dengan KPI, maka transformasi lembaga penyiaran di Tanah Air dapat berjalan cepat.
Bahkan, kata dia, transformasinya dapat meninggalkan para kompetitor dari negara lain.
"Sehingga dapat mendukung pemulihan bangsa dari pandemi Covid-19 dan meningkatkan pemulihan ekonomi nasional," ujar Widodo.
Baca juga: KPI Diminta Lakukan Sosialisasi Masif tentang Digitalisasi Penyiaran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.