JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar menggelar deklarasi kesiapsiagaan nasional dalam rangka upaya penanggulangan terorisme di lingkungan santri.
Deklarasi itu dilakukan di GOR Pondok Pesantren Qomarul Huda, Desa Bagu, Kabupaten Lombok Tengah, Jumat (13/11/2020).
Baca juga: Pentingnya Menempatkan Supremasi Sipil dan HAM dalam Perpres TNI Atasi Terorisme
Acara itu juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD dan juga tokoh ulama NTB.
"Dalam menangkal radikal terorisme di Indonesia, santri dinilai menjadi pilar penting dalam konteks memahami perbedaan," kata Boy melalui keterangan tertulisnya, Jumat (13/11/2020) malam.
Deklarasi kesiapsiagaan nasional ini merupakan salah satu dari tiga unsur penting tugas pencegahan terorisme yang wajib dilaksanakan oleh BNPT bersama kementerian atau lembaga, selain kontraradikalisasi dan deradikalisasi.
Boy berharap, deklarasi ini bisa menjaga bangsa Indonesia dari ancaman terorisme. Ia juga mengimbau pada para santri untuk tegap setia pada Undang-Undang Dasar 1945.
"Menjunjung tinggi Kebhinnekaan, serta senantiasa bersinergi menolak intoleransi dan radikal terorisme," ujar dia.
Baca juga: Fungsi Penangkalan Perpres TNI Atasi Terorisme Disebut Tak Ada di UU
Lebih lanjut, Boy juga berharap masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap hal-hal yang berpotensi terjadinya penyebarluasan paham radikal yang mengarah pada perbuatan tindak pidana terorisme.
Menurut Boy, santri termasuk dalam kelompok masyarakat yang cukup rentan terkena dampak dari pengaruh kelompok jaringan teroris.
"Tentu kita tidak ingin pondok pesantren terbawa-bawa dan berurusan dengan hukum di negara kita. Mudah-mudahan ini bisa memberikan semangat dan motivasi bagi seluruh generasi muda Indonesia khususnya para santri dan santriwati," ucap dia.
Baca juga: Jokowi: Pandemi Covid-19 Wake Up Call untuk Perbaiki Sistem Kesehatan
Sebelumnya, Boy Rafli Amar menyebut, kelompok teroris tidak berhenti bergerak di tengah pandemi Covid-19.
Kelompok teroris justru memanfaatkan masa pandemi untuk menyebarkan narasi, melakukan rekrutmen, hingga menggalang dana.
"Saat pandemi banyak negara menutup perbatasan dan membatasi pergerakan, tapi kelompok teroris tidak diam, mereka memanfaatkan pandemi ini untuk menyebarkan narasi, melakukan rekrutmen dan menggalang dana," kata Boy dalam pertemuan daring 16th APEC Counter Terrorism Working Group (CTWG) Meeting di Surabaya, Kamis (22/10/2020).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.