Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Awal Penerapan Protokol Kesehatan di Istana, Ada Komplain dari Menteri

Kompas.com - 28/10/2020, 06:25 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono menceritakan pengalaman Sekretriat Presiden menerapkan protokol kesehatan di awal masa pandemi Covid-19.

Saat itu banyak yang belum terbiasa dengan pengukuran suhu sebelum masuk ke Kompleks Istana Kepresidenan, terutama para tamu penting seperti menteri.

Hal itu disampaikan Heru lewat saat menceritakan pengalaman Setpres menyiapkan penerapan protokol kesehatan di masa awal pandemi lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (27/10/2020)

"Itu banyak yang klaim ke saya kok saya dilakukan seperti ini. Itu tahap pertama. Tapi saya bilang 'Pak kita akan lakukan sebelum kejadian, kami mencegah.' Lama-lama semua tamu menerima," kata Heru.

Baca juga: Istana Ungkap Upacara HUT Ke-75 RI Diserang Hacker Negara Lain

Selanjutnya seluruh tamu penting yang diundang ke Istana Kepresidenan pun memahami maksud penerapan protokol kesehatan seperti mengukur suhu tubuh dan masuk ke dalam ruang disinfektan sebelum bertemu presiden.

Setpres kemudian meningkatkan proteksi lewat protokol kesehatan dengan mewajibkan seluruh tamu yang hendak bertemu Presiden Joko Widodo harus menjalani tes cepat (rapid test) terlebih dulu.

Berikutnnya Setpres menerapkan aturan yang lebih ketat yakni tamu yang hendak menemui Presiden Jokowi harus menjalani tes usap sehari sebelumnya.

Hal itu untuk memastikan tamu presiden terbebas dari Covid-19.

Baca juga: Sudah 396.454 Orang Terjangkit Covid-19, Masyarakat Diminta Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

Kendati demikian di awal penerapannya, beberapa tamu sempat protes lantaran sudah menjalani tes usap tiga hari sebelumnya.

Namun, Heru mengatakan Setpres tetap bersikukuh dengan aturan tes usap sehari sebelum bertemu presiden.

Kini, lanjut Heru, semua tamu terbiasa menjalani serangkaiam aturan tersebut demi keamanan, keselamatan, dan kesehatan semua pihak.

"Kami tetapkan batas yang ketat H-1 ketemu presiden harus swab. Kalau 3-7 hari kan kami tak tahu bapak ibu bertemu siapa saja sebelum dengan presiden. Terkait kesehatan presiden dan keluarga kami tak bisa menawar," lanjut Heru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com