Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kematian Covid-19 Terlambat Dilaporkan hingga 7 Bulan, Ini Penjelasan Satgas

Kompas.com - 27/10/2020, 07:22 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memberikan tanggapan atas adanya satu kasus kematian akibat Covid-19 pada Maret 2020 yang baru dilaporkan pada bulan ini.

Menurut Wiku, ada kemungkinan alur pencatatan yang tidak sempurna terkait hal tersebut.

"Kemungkinan alur pencatatan yang tidak sempurna ini terjadi karena belum lazimnya Indonesia dengan masuknya penyakit ini (Covid-19)," ujar Wiku ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin (26/10/2020).

"Hal ini terkait alur pelaporan kasus dan cutpoint pencatatannya. Hal ini harus dikonfirmasi kepada Kemenkes sebagai pemilik big data ini," lanjutnya.

Baca juga: Peringkat Indonesia di Dunia Terkait Covid-19: Total Kasus, Kesembuhan, dan Kematian

Sebelumnya berdasarkan riset terbaru berjudul The Identification of First Covid-19 Cluster in Indonesia, yang terbit di jurnal The American Society of Tropical Medicine and Hygiene edisi Oktober 2020 mengungkapkan, ada 11 orang yang masuk dalam kluster pertama Covid-19 di Indonesia.

Mereka adalah orang-orang yang terpapar di Jakarta.

Laporan ini disusun oleh tim gabungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Indonesia Research Partnership on Infectious Disease (INA-RESPOND), bersama Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes.

Dalam laporan tersebut, tercatat ada satu pria berumur 52 tahun positif Covid-19 yang meninggal dunia pada 3 Maret 2020.

Sehari sebelumnya, pada 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan secara resmi kasus pertama Covid-19 di Indonesia.

Baca juga: Covid-19 Ternyata Bisa Bikin Rambut Makin Rontok

Ahli biologi molekuler Indonesia, Ahmad Utomo, mempertanyakan mengapa laporan kasus meninggal itu baru dirilis di bulan Oktober ini.

"Coba cari archive, di tanggal awal Maret ada enggak pemberitaan bahwa pria berusia 52 tahun yang kontak erat dengan orang Jepang ini meninggal," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/10/2020).

Dalam data yang dipaparkan di grafik, pria tersebut meninggal di awal Maret, tepatnya 3 Maret 2020.

Satu hari setelah Jokowi dan Menkes Terawan mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia.

Menurut Ahmad, informasi meninggalnya pasien yang terinfeksi Covid-19 di klaster pertama (52M) penting diketahui publik. Sama pentingnya dengan informasi siapa saja yang ada di klaster pertama.

Baca juga: Pasien Pertama Positif Corona Dinyatakan Sembuh, Sudah Bisa Pulang Sore Ini

"Ini penting diketahui publik. Karena seingat saya, di awal Maret narasi pemerintah justru melihat Covid-19, dalam tanda kutip, kurang melihat (Covid-19) secara serius. Padahal ada yang meninggal dan dia kontak erat (dengan orang Jepang)," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com