Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pemerintah Diharapkan Tak Hanya Andalkan Vaksin untuk Atasi Pandemi

Kompas.com - 15/10/2020, 10:15 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah secara resmi telah mengamankan stok calon vaksin Covid-19 dari Inggris untuk mendukung pelaksanaan program vaksinasi yang rencananya akan dimulai pada November 2020 mendatang.

Namun pada saat yang sama, pemerintah diharapkan tidak hanya mengandalkan vaksin untuk mengatasi pandemi Covid-19. Terlebih, hingga kini proses uji klinis terhadap calon vaksin Covid-19 masih terus berjalan, sehingga belum diketahui efektivitas calon vaksin tersebut.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan perwakilan Kementerian Kesehatan telah bertemu dengan pimpinan perusahaan vaksin asal Inggris AstraZeneca di London, Inggris.

Baca juga: Beberapa Uji Coba Calon Vaksin dan Obat Covid-19 yang Ditangguhkan

Di dalam pertemuan tersebut tersebut, telah terjalin kesepakatan bahwa AstraZeneca akan memasok calon vaksin untuk Indonesia secara bertahap mulai semester pertama tahun depan.

"Indonesia telah menyampaikan permintaan penyediaan vaksin sebesar 100 juta untuk tahun 2021. Pihak AstraZeneca menyambut baik permintaan tersebut. Kita telah mengamankan tambahan kebutuhan vaksin untuk Indonesia," kata Retno dalam konferensi pers secara daring, Rabu (14/10/2020) malam.

Vaksin produksi AstraZaneca termasuk salah satu kandidat vaksin yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini dicatat tengah memasuki uji klinis tahap ketiga. Vaksin ini diketahui menggunakan platform non-replicating viral vector.

Baca juga: Menkes Terawan: Vaksin Merah Putih Diperkirakan Siap Pada 2022

Tak hanya itu, Retno menambahkan, AstraZeneca juga tertaring membangun kerjasama dan kolaborasi strategis jangka panjang dengan Indonesia di dalam pengembangan vaksin Covid-19.

"Di dalam pertemuan, delegasi Indonesia menegaskan mengenai pentingnya faktor keamanan dan efikasi dari vaksin. Faktor-faktor ini akan menjadi bagian penting dari kerja sama vaksin Indonesia dengan AZ termasuk berbagi informasi mengenai hasil uji klinis tahap I dan II," ujarnya.

Penerima prioritas

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effedny menyampaikan, untuk membangun kekebalan imunitas atau herd immunity, setidaknya 70 persen dari total penduduk Indonesia harus divaksin. Itu berarti, ada sekitar 160 juta penduduk Indonesia yang rencananya akan divaksin oleh pemerintah.

Untuk mendukung pelaksanaannya, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19 pada awal Oktober.

Baca juga: Pengembangan Vaksin Covid-19, Erick Thohir: Aneh kalau Ada yang Pertanyakan Kemampuan Bangsa Kita

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto mengungkapkan, pemerintah telah menetapkan enam kelompok prioritas yang akan menerima vaksin pertama kali.

Pertama, tenaga medis, paramedis, pelayan kesehatan, serta aparat TNI/Polri yang jumlahnya mencapai 3,5 juta orang. Kemudian, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan perangkat daerah yang jumlahya sekitar 5 juta orang.

Ketiga, tenaga pendidik seperti PAUD, TK, SD, SMP, dosen perguruan tinggi swasta serta negeri yang mencapai 4,3 juta orang. Lalu, aparat pusat, daerah, legislastif, yang mencapai 2,3 juta orang. Serta penerima bantuan pembayaran iuran BPJS sebanyak 9 juta orang.

Adapula masyarakat dengan rentang usia 19-59 tahun yang totalnya mencapai 57 juta orang.

Dengan 160 juta orang yang ditargetkan akan divaksinasi, maka total kebutuhan vaksin yang diperlukan mencapai 320 juta dosis. Dengan catatan, setiap satu orang dua kali divaksinasi.

Baca juga: Pemerintah Tetapkan 6 Kelompok Prioritas Vaksin Covid-19, Bagaimana dengan Bayi?

Seorang relawan menunjukkan no antrean uji klinis Vaksin COVID-19 usai pemeriksaan kesehatan di Puskesmas Dago, Bandung, Selasa (11/8/2020). Pelaksanaan Uji Klinis tahap III vaksin COVID-19 mulai dilaksanakan kepada sedikitnya 1.620 relawan dengan tahapan pemeriksaan kesehatan, tes usap dan kemudian penyuntikan vaksin yang digelar di enam lokasi yakni Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Balai Kesehatan Unpad dan empat puskesmas di Kota Bandung.ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI Seorang relawan menunjukkan no antrean uji klinis Vaksin COVID-19 usai pemeriksaan kesehatan di Puskesmas Dago, Bandung, Selasa (11/8/2020). Pelaksanaan Uji Klinis tahap III vaksin COVID-19 mulai dilaksanakan kepada sedikitnya 1.620 relawan dengan tahapan pemeriksaan kesehatan, tes usap dan kemudian penyuntikan vaksin yang digelar di enam lokasi yakni Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Balai Kesehatan Unpad dan empat puskesmas di Kota Bandung.

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com