JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarives) menggelar Rapat Koordinasi Targeted Testing dan Tracing Covid-19 di Jabodetabek dan Bali pada Selasa (13/10/2020).
Dalam rapat ini, Menko Marives sekaligus Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Luhut Binsar Panjaitan mengingatkan lonjakan kasus Covid-19 pada akhir Oktober.
Sebab, pada akhir Oktober nanti akan ada libur panjang akhir pekan.
"Mengingat pada libur panjang Agustus yang lalu, jumlah kenaikan kasus Covid-19 di Jakarta sempat meningkat tajam hingga lebih dari 60 persen," ujar Luhut sebagaimana dikutip dari siaran pers di laman resmi Kemenkomarives, Rabu (14/10/2020).
“Kita perlu membuat rencana untuk mengantisipasi hal ini”, lanjutnya.
Baca juga: Terinfeksi Covid-19 Kedua Kali, Pasien Ini Meninggal Dunia
Luhut pun menyinggung soal vaksin untuk Covid-19 yang diharapkan bisa diterima pemerintah pada November mendatang.
Vaksin dari produsen luar negeri itu didapatkan atas MOU dan pembelian dari produsen asal luar negeri.
“Saat ini kita tengah menyiapkan vaksin untuk Covid-19, diharapkan November 2020 sudah dapat kita terima”, ungkap Luhut.
"Selagi menunggu datangnya vaksin, kita perlu terus melakukan melakukan targeted testing dan tracing kasus Covid-19," lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, terjadi penurunan proporsi klaster perkantoran selama 14 hari terakhir setelah dilakukan targeted testing dan tracing.
“Testing ini diterapkan secara gratis kepada 8.000 spesimen per harinya,” ujar Anies.
Baca juga: 99 Persen Wilayah di Depok Mencatat Lebih dari 5 Kasus Positif Covid-19
Anies menyebut bahwa garda terdepan dari testing dan tracing ini adalah puskesmas kecamatan. Di setiap puskesmas terdapat dua komponen.
Pertama, digital tracer yang bertugas untuk melakukan investigasi kasus dan menindaklanjuti semua kontak eratnya.
Kedua, koordinator lapangan di setiap kecamatan yang melibatkan 1.500 ASN dan relawan.
"Jika digital tracer hanya melakukan pelacakan kontak erat secara daring, koordinator lapangan terjun langsung ke lokasi untuk menemui dan mendampingi pasien serta melacak kontak eratnya," ungkap Anies.