Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Bentuk Jejaring Global untuk Tingkatkan Peran Perempuan dalam Perdamaian

Kompas.com - 10/09/2020, 21:01 WIB
Devina Halim,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia menginisiasi pembentukan Southeast Asia Network of Women Peace Negotiators and Mediators yang diharapkan dapat menjadi jejaring global untuk meningkatkan partisipasi perempuan ASEAN dalam perdamaian dan keamanan.

“Indonesia sedang dalam proses membentuk Southeast Asia Network of Women Peace Negotiators and Mediators dan kita akan melakukannya insya Allah tahun ini,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, melalui video telekonferensi, Kamis (10/9/2020).

Baca juga: Menlu Retno: Peran Perempuan dalam Perdamaian Perlu Ditingkatkan

Menurut Retno, memperkuat jejaring global menjadi salah satu strategi mewujudkan gerakan terkait peningkatan partisipasi perempuan.

Ia menilai, jejaring tersebut nantinya akan meningkatkan kepedulian global dan memperluas kesempatan bagi perempuan yang ingin berpartisipasi.

Adapun Retno akan mengusulkan hal itu dalam pertemuan ASEAN Ministerial Dialogue on Strengthening Women’s Role for Sustainable Peace and Security, Kamis malam.

Selain itu, Retno juga menekankan pada pentingnya mendobrak rintangan struktural maupun kultural terhadap peran perempuan dalam perdamaian dan keamanan.

Kemudian, perangkat dan situasi yang mendukung dalam aspek pemberdayaan perempuan juga dinilai penting.

“Termasuk melalui tindakan yang afirmatif, diberikannya insentif dan pengembangan kapasitas perempuan dan lain-lainnya,” ucap Retno.

Baca juga: Dewan Keamanan PBB di Bawah Kepemimpinan Indonesia Sahkan 4 Resolusi

Retno mengatakan, peran perempuan dalam perdamaian dan keamanan masih perlu ditingkatkan. Meski, Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1325 mengenai Women, Peace, and Security sudah disahkan dua puluh tahun lalu.

Resolusi tersebut merupakan resolusi pertama yang membahas peran perempuan dalam perdamaian secara khusus.

Retno menuturkan, selama 1992-2018, jumlah perempuan yang menjadi negosiator hanya 13 persen. Kemudian, 3 persen mediator dan 4 persen penandatangan perdamaian yang merupakan perempuan.

Selain itu, hanya 4,7 persen perempuan di unit militer dan 10,8 persen di unit kepolisian dalam misi perdamaian PBB.

“Dua puluh tahun setelah resolusi ini, peran perempuan dalam perdamaian ternyata masih perlu ditingkatkan atau under represented,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com