Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menristek: Vaksin dan Obat Tak Berarti Akhiri Pandemi Covid-19

Kompas.com - 02/09/2020, 20:36 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro menyatakan, keberadaan vaksin dan obat tak serta-merta mengakhiri pandemi Covid-19.

"Keberadaan vaksin dan obat tidak berarti pandemi berakhir. Tapi kita jadi lebih siap dan sanggup untuk berhadapan atau hidup bersama Covid-19," kata Bambang dalam keterangan persnya di kanal YouTube BNPB, Rabu (2/9/2020).

Ia mengatakan pandemi Covid-19 tetap akan berlangsung dan masyarakat Indonesia dipaksa untuk hidup di tengah wabah tersebut.

Baca juga: Erick Thohir Prediksi 93 Juta Orang Dapat Bantuan Vaksin Covid-19 dari Pemerintah

Untuk itu, meski nantinya vaksin Covid-19 ditemukan dan siap disuntikkan secara massal, masyarakat tetap harus menjalankan protokol kesehatan.

Mantan Menteri Keuangan ini mengatakan, masyarakat harus tetap mengenakan masker di ruang publik, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak fisik sekaligus menghindari kerumunan.

"Pada intinya kami akan terus berupaya melakukan yang terbaik untuk mendapatkan vaksin dan barangkali menemukan obat dan alat kesehatan yang diperlukan. Dan satu lagi harapan kami pada masyarakat adalah tidak pernah lengah menghadapi Covid-19," lanjut dia.

Baca juga: Penelitian Vaksin Covid-19 di Dunia, Sudah Sampai Mana Prosesnya?

Seperti diketahui, pemerintah melalui PT Bio Farma bekerja sama dengan perusahaan medis asal China, Sinovac, dalam pengembangan vaksin Covid-19.

Saat ini sedang dilakukan uji klinis tahap ketiga di Bandung, Jawa Barat, untuk pengembangan vaksin tersebut.

Selain mengimpor bibit vaksin dari Sinovac, pemerintah juga mengembangkan vaksin merah putih yang 100 persen buatan Indonesia. Vaksin tersebut dikembangkan oleh Lembaga Biomolekuker Eijkman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com