Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud Sebut Upacara Virtual Tak Kendurkan Antuasiasme Masyarakat

Kompas.com - 18/08/2020, 05:40 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai nasionalisme masyarakat Indonesia sangat tinggi.

Ia menyadari, masih terdapat sejumlah protes yang dilayangkan masyarakat sipil kepada pemerintah selama 75 tahun Indonesia merdeka. Kendati demikian ia menilai hal itu wajar.

"Saya melihat sebenarnya masyarakat indonesia itu lebih dari 99,9 persen sangat bangga dengan keindonesiaannya. Nasionalismenya sangat tinggi. Bahwa ada protes di sana-sini saya kira itu wajar," kata Mahfud dalam keterangan resmi Kemenko Polhukam, Senin (17/8/2020).

"Justru karena kita merdeka, kita membuka, siapa yang mau protes. Karena kita semuanya cinta Indonesia. Dan saya melihat itu di mana-mana. Di desa, di kota," ujar dia.

Baca juga: Cerita Komandan Upacara Detik-detik Proklamasi di Istana Saat Pandemi Covid-19

Ia menambahkan, tingginya nasionalisme masyarakat Indonesia juga terlihat dalam penyelenggaraan upacara peringatan detik-detik proklamasi secara virtual.

Mahfud menilai, upacara peringatan detik-detik proklamasi secara virtual tak mengendurkan antusiasme masyarakat dalam mengikutinya.

Mahfud menyatakan, upacara peringatan detik-detik proklamasi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/8/2020) yang dilakukan secara terbatas di tengah pandemi Covid-19 tetap diikuti oleh masyarakat secara virtual dengan khidmat.

Baca juga: Upacara Penurunan Bendera di Istana, Sylvia Kartika Putri Jadi Pembawa Baki

"Justru saya melihat rasa nasionalisme itu tampak. Karena kalau dulu biasanya terpusat di satu tempat. Kalau sekarang bisa dilihat dari mana-mana. Dari medsos, secara virtual," kata Mahfud.

"Disebarkan lagi lewat medsos. Lalu Anda sebagai pekerja media menyebarkannya secara virtual. Kita tetap kita ambil hikmahnya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com