Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Ungkap Upaya Jabar yang Dianggap Berhasil Tekan Kasus Covid-19

Kompas.com - 10/08/2020, 18:43 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menilai Jawa Barat berhasil dalam menekan risiko kasus Covid-19. Keberhasilan itu, dinilai karena sejumlah upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi itu. 

Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, Jawa Barat dapat menurunkan beberapa risiko Covid-19 yang semula tinggi menjadi rendah. 

Upaya itu salah satunya dari sisi pelayanan kesehatan. Menurut Dewi, Jawa Barat telah menyediakan laboratorium yang tersertifikasi, termasuk pemeriksaan masif dengan jumlah yang cukup baik.

"Jumlah penduduk Jawa Barat tinggi 50 juta. Ini memang PR untuk meningkatkan jumlah pemeriksaan. Saat ini Jawa Barat sudah mampu melakukan pemeriksaan 35.000 pemeriksaan dalam satu minggu, targetnya 50.000. Jadi masih harus meningkatkan lagi jumlah pemeriksaaannya," kata Dewi dalam konferensi pers di BNPB, Senin (10/8/2020).

Baca juga: DPRD DKI Tak Terima Kunjungan Warga karena Anggota yang Positif Covid-19 Bertambah

Dalam hal tes masif, kata dia, Jawa Barat melakukannya dengan cara door to door, drive thru, dan di fasilitas kesehatan.

Tak hanya itu, Jawa Barat juga melakukan konversi gedung untuk dijadikan rumah sakit darurat sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 dan pengelolaan sampah medis sesuai prosedur Kementerian Kesehatan.

Dari sisi sosial ekonomi, Pemprov Jawa Barat dinilai telah melakukan pengawalan yang baik kepada para WNI yang kembali dari luar negeri.

Provinsi itu juga dinilai mampu memproduksi alat pelindung diri (APD) dengan memberdayakan banyak sektor, mulai dari industri besar sampai kecil bahkan hingga melibatkan mahasiswa.

Termasuk menggelar aksi sosial bertajuk gerakan nasi bungkus (Gasibu) dengan membagikan makanan kepada masyarakat terdampak.

Baca juga: Guru SMP Meninggal karena Covid-19, Istri Tertular, Pernah Liburan Keluarga ke Solo

"Secara kebijakan, Jawa Barat juga sangat aktif melibatkan para pakar terutama dalam rangka pengambilan kebijakan, masker juga diwajibkan dan ada dendanya (jika tidak pakai)," kata dia.

Kebijakan lainnya adalah soal pelarangan mudik bagi warga Jawa Barat dan pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Ini ada kontribusi juga sehingga kasusnya bisa turun dengan baik dan zonasi risikonya lebih baik," ucap Dewi.

Dalam transparansi data dan informasi kepada masyarakat, kata dia, Jawa Barat juga memanfaatkan teknologi informasi.

Antara lain dengan meluncurkan aplikasi pusat informasi dan koordinasi Covid-19 Provinsi jawa Barat (Pikobar) dan situs resmi.

Adapun Jawa Barat dinilai telah berhasil melakukan perbaikan signifikan dalam penangguangan Covid-19.

Baca juga: Pemkot Tangerang Akan Beri Modal Usaha untuk 10.000 Warga yang Kena PHK akibat Covid-19

Puncaknya terjadi pada 19 Juli 2020 lalu, ketika data menunjukkan adanya 11 persen wilayah yang masuk zona risiko sedang, sisanya masuk zona risiko rendah dari 27 kabupaten/kota.

Hal tersebut menunjukkan, kerja keras dalam menekan laju penularan, angka kematian, dan meningkatkan angka kesembuhan, berjalan dengan sangat baik di provinsi tersebut.

Angka kematian Covid-19 di Jawa Barat juga hanya berkisar 3,01 persen, lebih rendah dari angka kematian Covid-19 nasional dan dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com