Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kecurangan Pilkada Makassar 2018: Suara Kotak Kosong Dialihkan ke Calon Tunggal

Kompas.com - 05/08/2020, 08:59 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Makassar, Nursari, menceritakan banyaknya dinamika yang terjadi saat Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Kota Makassar digelar pada 2018.

Saat itu, hanya ada satu pasangan calon di Pilwalkot, yakni Munafri Arifuddin dan Andi Rahmatika Dewi. Mereka pun melawan "kotak kosong" di hari pemungutan suara.

Namun, pada saat penghitungan dan rekapitulasi suara, terjadi praktik mengalihkan suara milik kotak kosong ke suara paslon. Hal ini, kata Nursari, dilakukan oleh penyelenggara pilkada di sejumlah TPS.

"Di beberapa kecamatan itu ada praktik menghilangkan suara kolom kosong yang pada prosesnya itu melibatkan penyelenggara," kata Nursari dalam sebuah diskusi virtual yang digelar Selasa (4/8/2020).

Baca juga: Peneliti Ini Sebut Mayoritas Kandidat Dinasti Politik Menang di 3 Pilkada Terakhir

Nursari mencontohkan, di Kelurahan Bonto Duri, Kecamatan Talamate, panitia pemilihan kecamatan (PPK) mengubah catatan perolehan suara yang tertuang dalam formulir C1.

PPK berupaya mengalihkan suara kotak kosong dari sekitar 40 TPS ke paslon tunggal.

Akibatnya, terjadi perubahan perolehan suara yang sangat signifikan antara paslon tunggal dan kotak kosong.

Nursari menyebutkan, suara yang hilang dari kotak kosong total mencapai 500-600 suara.

"Yang dulunya misalnya perolehan suara 100-200 oleh kolom (kotak) kosong, kemudian berubah menjadi dialihkan ke pasangan calon. Sehingga perolehan suara kolom kosong itu menjadi nol," tutur dia.

Baca juga: Perludem: Ada Potensi Calon Tunggal di 31 Daerah Penyelenggara Pilkada

Mengetahui hal tersebut, kata Nursari, Bawaslu Kota Makassar langsung melakukan tindak lanjut.

Meski sempat menemui kendala lantaran subjek dalam kotak kosong tak bisa diketahui, namun persoalan tersebut akhirnya dapat terselesaikan.

"Setelah kita lakukan pengawasan secara ketat pada saat proses rekapitulasi di tingkat kecamatan, akhirnya angka-angka itu kembali dikembalikan ke posisi awalnya," kata Nursari.

Pada akhirnya, Pilkada Kota Makassar untuk pertama kali dalam sejarah dimenangkan oleh kotak kosong dengan perolehan suara sebesar 300.795 atau 53,23 persen.

Sedangkan paslon tunggal mengantongi suara sebanyak 264.245 atau 46,77 persen.

Baca juga: PDI-P Dukung Pilkada di Tengah Pandemi, Ini Alasannya...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com