Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar: Saya Tidak Melihat Pemerintah Melakukan Edukasi Masif...

Kompas.com - 21/07/2020, 06:00 WIB
Irfan Kamil,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menilai, pemerintah belum melaksanakan edukasi dan sosialisasi yang masif terkait pencegahan penularan virus corona (Covid-19).

Hal inilah yang menurut Pandu membuat masih banyaknya masyarakat yang tidak patuh dalam menjalankan protokol kesehatan.

"Bagaimana masyarakat bisa patuh tapi tidak ada edukasi? Saya tidak melihat pemerintah melakukan edukasi yang masif, kampanye untuk ini. Tidak ada," ujar Pandu kepada Kompas.com, Senin (20/7/2020).

"Harus ada program khusus untuk dapat melakukan komunikasi publik secara terstruktur, masif, terukur dan memiliki standar," lanjut dia.

Baca juga: Soal Denda Pelanggar Protokol Kesehatan, Walkot Banjarmasin Tunggu Instruksi Presiden

Menurut Pandu, pemerintah harus mengevaluasi seluruh strategi yang saat ini diterapkan.

Evaluasi itu mesti dilakukan supaya tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan semakin tinggi.

"Pemerintah harus mengevaluasi strategi yang sekarang. Mengapa kok gagal?" ujar dia.

"Masalahnya kan ada di testing, surveilans, promosi, juga tentang kepatuhan masyarakat untuk pakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan. Rendah sekali," lanjut Pandu.

Pemerintah harus mencari pendekatan agar masyarakat dapat mematuhi protokol kesehatan dengan baik tanpa harus ada sanksi yang berat.

Pandu menyebut, sebaik apapun pemerintah menerbitkan regulasi yang mengatur sanksi, tanpa pendekatan yang tepat, masyarakat tetap tidak akan mematuhi. Artinya, regulasi itu sia-sia.

Pandu menegaskan, kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan bakal berdampak signifikan bagi upaya menekan angka Covid-19 di Indonesia.

Baca juga: Ini Tanggapan Pemerintah soal Pendapat Covid-19 Tak Semengerikan Itu

"Perilaku penduduk sama surveilans, kalo itu dipatuhi bisa menekan. Wajib juga tidak bisa di atas kertas, bisa saja pemerintah besok mengeluarkan PP tentang wajib pakai masker tapi bagaimana itu bisa terimplementasi dengan baik di masyarakat," kata Pandu.

Untuk diketahui, berdasarkan data dari laman Covid19.go.id hingga Senin (20/7/2020) ini, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 88.214.

Sementara, jumlah pasien sembuh 46.977 orang dan yang meninggal dunia, yakni sebanyak 4.239 orang.

Adapun, data dari Laman Worldometers.info hingga Senin ini, jumlah kasus positif Covid-19 di China mencapai 83,682, pasien sembuh sebanyak 78,779 dan yang meninggal dunia sebanyak 4,634.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com