Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Jelaskan Mekanisme Verifikasi Data Kasus Positif Covid-19 Per Hari

Kompas.com - 20/06/2020, 15:35 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Didik Budijanto mengungkapkan proses verifikasi perkembangan data kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Ia mengatakan, data Covid-19 per hari bersifat dinamis. Oleh karenanya, Kemenkes membatasi waktu perkembangan data sampai pukul 12.00 WIB.

"Cut off data per jam 12.00," kata Didik dalam talk show bertajuk 'Jumlah Testing Indonesia Per Satu Juta Penduduk' di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (20/6/2020).

Sementara itu, Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, data awal kasus Covid-19 berasal dari pemeriksaan spesimen di laboratorium.

Baca juga: UPDATE 20 Juni: Pasien Covid-19 di Jakarta Tambah 178 Orang

Ia mengatakan, pengambilan spesimen pada satu orang bisa sampai dua atau tiga spesimen.

"Awal data ini sebenarnya dari laboratorium ya, dari spesimen yang dikirim fasilitas kesehatan ke laboratorium. Jadi primer datanya. Kemudian diperiksa lab hasilnya apapun akan di all record, all record ini adalah sistem akan kita tarik, menuju ke PHEOC, nanti di PHEOC baru kita lakukan verifikasi, karena harus kita yakini tidak satu spesimen satu orang, tapi ada satu orang dengan 3 spesimen, 2 spesimen," kata Yuri.

Yuri mengatakan, setelah ditemukan kasus Covid-19 dari hasil pemeriksaan spesimen, maka dilakukan pengecekan terkait kasus baru atau kasus yang sedang ditindaklanjuti.

Sebab, apabila kasus baru, maka akan diberikan nomor registrasi untuk dilaporkan ke organisasi kesehatan dunia (WHO) dan menjadi titik acuan tracing.

Baca juga: Protokol Kesehatan Rumah Ibadah: Jumlah Jemaah Diatur, Waktu Dipersingkat

"Karena setiap kasus baru yang kita identifikasi, kewajiban kita harus memberikan registrasi Covid-19 dan ini yang kita laporkan ke WHO, dan ini acuan titik tracing dia dari penularan dari mana seterusnya dan seterusnya. Ini yang kita lakukan," ujarnya.

Lebih lanjut, menurut Yuri, kasus positif Covid-19 terus ditindaklanjuti sampai dinyatakan negatif untuk masuk dalam perkembangan data pasien sembuh.

"Kalau kemudian ini adalah kasus follow up kapan dia negatifnya untuk yang kita rilis kasus yang recovery sembuh," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com