Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novel Ungkap Bukti Disiram Air Keras, Bukan Air Aki

Kompas.com - 18/06/2020, 09:38 WIB
Sania Mashabi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan menegaskan, ia disiram menggunakan air keras dan bukan air aki.

Menurut Novel, tidak ada fakta lain di persidangan yang menguatkan bahwa ia disiram menggunakan air aki selain dari keterangan terdakwa.

"Jadi ketika dibilang air aki saya kira dasarnya hanya karena terdakwa bilang begitu. Tidak ada fakta lain," kata Novel dalam acara "Mata Najwa", Rabu (17/6/2020).

Baca juga: Hanya Mata yang Luka Terkena Air Keras, Begini Penjelasan Novel Baswedan

Novel kemudian menjelaskan beberapa bukti bahwa ia disiram menggunakan air keras.

Bukti pertama, yakni rekam medisnya yang menunjukkan bahwa ia disiram menggunakan air keras.

Bukti kedua, menurut Novel, air yang digunakan terdakwa untuk menyiramnya sempat terjatuh di beton, kemudian beton tersebut berubah warna.

"Ini kelihatan sekali bekasnya bahwa ada bercak betonnya itu seperti melepuh. Berubah warna," ujar dia. 

"Ini tergambar bahwa tidak mungkin air aki kalau jatuh ke beton itu bisa betonnya berubah warna. Bahkan sampai setahun lebih," kata Novel.  

Bukti ketiga, para saksi di lokasi kejadian juga mencium bau yang sangat menyengat.

Air keras, kata dia, memiliki bau yang sangat menyegat tidak seperti air aki yang tidak memiliki bau menyengat.

"Orang yang mengamankan ada beberapa orang, semuanya mencium dengan penciuman yang jelas dan bersaksi di persidangan bahwa baunya sangat menyengat," ucap Novel. 

Baca juga: Saat Istana Diminta Tak Buang Badan Soal Ringannya Tuntutan Penyerang Novel Baswedan

Bukti keempat, ada saksi yang mencoba memindahkan pakaian milik Novel saat kejadian. Ketika dipindahkan saksi tersebut mengalami rasa panas.

Sederet bukti tersebut juga sudah disampaikan Novel saat persidangan berlangsung beberapa waktu lalu. Namun, jaksa penuntut umun justu memberikan tuntutan satu tahun penjara.

"Bahkan yang saya tahu bahwa salah seorang tim pencari fakta dari Komnas HAM ketika mengkonfirmasi kepada labfor (laboratorium forensik) Mabes Polri, mengatakan bahwa dikatakan diberitahu bahwa itu air keras bukan air aki," ucap Novel Baswedan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com