Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Komisi I: Indonesia Harus Dorong Kerja Sama Internasional dalam Penanganan Covid-19

Kompas.com - 12/06/2020, 12:23 WIB
Tsarina Maharani,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid, meminta pemerintah agar aktif mendorong negara-negara dunia untuk meningkatkan kerja sama internasional dalam penanganan Covid-19.

Meutya mengatakan, di masa-masa sulit akibat pandemi Covid-19 ini, negara-negara mesti bersatu demi menjamin ketersediaan dan akses terhadap kebutuhan kesehatan.

"Saya dari Komisi I dan Partai Golkar mendorong pemerintah melalui Kemenlu, untuk semakin lebih aktif dalam mendorong kerja sama internasional dalam memerangi Covid-19. Melalui diplomasi, Kemenlu juga perlu menjamin ketersediaan dan akses Indonesia terhadap obat obatan, alkes, serta vaksin," kata Meutya dalam diskusi Tren Geopolitik Dunia Ditengah Covid-19, Jumat (12/6/2020).

Baca juga: Ketua DPR Ingin New Normal Perkuat Kesehatan dan Ekonomi Masyarakat

Menurut Meutya, tidak ada negara di dunia yang bisa melawan Covid-19 sendirian.

Ia menyebutkan, pukulan terhadap perekonomian akibat pandemi Covid-19 di negara masing-masing melahirkan kebutuhan kerja sama demi penyelamatan ekonomi.

"Tidak ada negara yang bisa melawan Covid-19 sendirian. Tidak ada satu kebijakan yang dapat diterapkan untuk semua negara. Rivalitas tetap ada, tapi kerja sama bilateral dan multilateral juga tetap meningkat," tuturnya.

Kendati demikian, di saat bersamaan Meutya melihat dampak negatif akibat pandemi Covid-19 terhadap negara-negara dunia.

Di antaranya munculnya rivalitas antarnegara besar dan meningkatnya ketidakpercayaan terhadap institusi global seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Rivalitas antarnegara besar tetap ada, peningkatan menyalahkan, sikap saling tuduh-menuduh, dan rasa curiga, dan peningkatan rasa tidak percaya terhadap institusi global seperti WHO saat ini," ujar Meutya.

Baca juga: Menurut Jokowi, Ini Sektor Ekonomi yang Dapat Didahulukan Saat New Normal

Maka, ia berharap Indonesia bisa melihat tantangan ini sebagai peluang untuk menyuarakan pentingnya akses kesehatan bagi seluruh negara dengan mendorong kerja sama antarnegara.

Indonesia pun perlu mengembangkan sektor kesehatan nasional melalui kerja sama riset dengan negara lain.

Sebab, kata Meutya, Indonesia juga tidak bisa bergantung terus-menerus kepada negara lain dalam pemenuhan ketersedian kebutuhan alat-alat kesehatan.

"Pandemi Covid-19 menyadarkan dunia akan pentingnya sektor industri kesehatan. Indonesla juga perlu untuk semakin meningkatkan sektor kesehatannya melalui kerjasama riset dengan negara-negara lainnya," kata Meutya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Nasional
Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Nasional
Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Nasional
Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Nasional
Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Nasional
Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Nasional
Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Nasional
Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Nasional
Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Nasional
Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com