JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo buka-bukaan kepada Presiden Joko Widodo mengenai kurangnya jumlah dokter spesialis paru. Padahal, dokter spesialis paru sangat diperlukan dalam menghadapi pandemi virus corona atau Covid-19.
"Dokter paru yang ada di negara kita jumlahnya kurang dari 2.000 orang. Artinya, satu orang dokter paru harus melayani lebih dari 130.000 warga negara kita," kata Doni saat rapat dengan Jokowi di Kantor Gugus Tugas Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Baca juga: Jokowi Kunjungi Kantor Gugus Tugas Covid-19
Doni menilai, dengan jumlah dokter yang terbatas ini, penanganan virus corona tidak bisa hanya mengandalkan sektor kesehatan. Gugus Tugas pun berupaya mengedepankan sektor pencegahan sehingga jumlah masyarakat yang terpapar virus bisa ditekan sekecil mungkin.
Namun, dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak aman, menggunakan masker, sering mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga kebugaran tubuh.
"Kalau kita mampu mengubah perilaku masyarakat maka upaya pencegahan adalah langkah yang terbaik," sambung Doni.
Baca juga: Jokowi: Tugas Belum Berakhir, Jangan Sampai Terjadi Gelombang Kedua Covid-19
Doni pun memastikan tahapan untuk menuju new normal atau kenormalan baru akan dilakukan secara hati-hati. Dengan kehati-hatian, maka fase new normal ini diharapkan bisa menjadi jalan keluar agar masyarakat bisa tetap produktif, tetapi tetap aman dari Covid-19.
"Jadi kami mencoba untuk merangkum, merumuskan sebuah program sehingga paralel agar tidak terpapar Covid-19, tetapi juga tidak terpapar PHK," ujar Doni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.