JAKARTA, KOMPAS.com - Cuka yang umum ditemui di dapur-dapur rumah tangga rupanya dapat dimanfaatkan menjadi disinfektan untuk menjaga kebersihan demi mencegah penyebaran virus corona.
Ketua Umum Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia Arif Sumantri mengatakan, cuka mempunyai kandungan asam asetat sehingga mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme termasuk virus.
"Disinfektan yang alternatif banyak sebetulnya, tapi salah satu yang diinformasikan adalah bagaimana cuka yang biasanya digunakan untuk pempek. Cuka yang biasanya digunakan untuk asam itu bisa dipakai untuk disinfektan," kata Arif di Gedung BNPB, Sabtu (21/3/2020).
Baca juga: PGI Siapkan Relawan untuk Penyemprotan Disinfektan di Rumah Ibadah
Arif pun membeberkan cara membuat disinfektan menggunakan cuka.
Arif menyebutkan, bahan yang dibutuhkan hanyalah setengah gelas cuka putih, setengah gelas air, serta 12-24 tetes minyak esensial.
"Minyak esensial seperti kayu manis kemudian cengkeh, kayu putih, jeruk nipis. maka ini akan menjadi sebuah disinfektan yaitu antiseptik," ujar Arif.
Cara membuatnya cukup mudah. Setengah gelas cuka tersebut cukup dicampur dengan setengah gelas air dan ditambah 12-24 tetesan minyak esensial tersebut.
Baca juga: Ditjen PAS Instruksikan Penyemprotan Disinfektan di Seluruh Rutan dan Lapas
Setelah itu, tiga bahan tersebut tinggal dikocok di dalam wadah sprayer atau penyemprotnya. Arif mengingatkan agar wadah itu diberi label nama dan disimpan di tempat yang aman.
"Bagaimana cara menggunakannya? Sebelum menyemprotkan ke media obyek maka dilakukan yaitu suatu pembersihan, cleaning, agar media yang akan didesinfeksi itu akan benar-benar bersih dari debu," kata Arif.
Setelah disemprot, Arif menambahkan, area yang baru disemprot disinfektan kemudian harus dilap menggunakan lap berbahan mikrofiber.
Baca juga: Cegah Corona, Jalan Protokol di Jakarta Pusat Disemprot Disinfektan Mulai Besok
Menurut Arif, disinfektan yang memanfaatkan cuka itu dapat menjadi alternatif dalam upaya mencegah penyebaran virus Corona bila tidak sempat atau tidak mampu mendatangkan petugas penyemprot disinfektan.
"Inilah bentuk disinfektan yang alami, yang menjadi alternatif di konsisi seperti ini ketika disinfeksi menjadi sebuah harga yang mahal, dsinfeksi menjadi sebuah kelangkaan, tapi tidak ada hal yang menjadi halangan karena ada solusi di tengah kesulitan," kata Arif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.