BOGOR, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengatakan, saat ini terdapat 689 WNI yang diduga teroris pelintas batas (foreign teroris fighter) dan eks anggota kelompok teror ISIS yang tersebar di beberapa negara Timur Tengah.
Hal itu disampaikan Mahfud MD usai mengikuti rapat bersama Presiden Joko Widodo membahas hal tersebut di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2020).
"Berdasarkan data CIA (Central Intelegence Agency), 689. Sebanyak 228 ada identitas dan teridentifikasi. Sisanya 401 tidak teridentifikasi. Sementara dari ICRP (Indonesia Conference on Religion and Peace) ada 185 orang. Mungkin 185 orang itu sudah jadi bagian dari 689 dari CIA," ucap Mahfud MD.
Baca juga: Pemerintah Tak Akan Pulangkan WNI Eks ISIS ke Indonesia
Ia mengatakan, pemerintah telah memutuskan untuk tak memulangkan WNI teroris pelintas batas dan eks ISIS.
Namun, pemerintah tetap akan menelusuri secara pasti jumlah WNI yang terafiliasi sebagai teroris pelintas batas dan eks ISIS yang tersebar di Suriah, Turki, dan negara-negara Timur Tengah lainnya.
Langkah ini perlu dilakukan untuk memastikan keterlibatan mereka.
"Bersamaan dengan itu akan mencari data yang lebih valid tentang jumlah dan identitas orang-orang itu," ucap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.
Baca juga: Pemerintah Buka Opsi Pulangkan Anak-anak WNI Eks ISIS dan Teroris Lintas Batas
Mahfud MD sebelumnya memastikan pemerintah tak akan memulangkan WNI terduga eks ISIS ke Indonesia.
"Pemerintah tidak ada rencana memulangkan teroris. Bahkan tidak akan memulangkan FTF (foreign terorist fighter) ke Indonesia," kata Mahfud MD usai rapat bersama Jokowi.
Ia mengatakan, keputusan itu diambil lantaran pemerintah khawatir para terduga eks ISIS itu akan menjadi teroris baru di Indonesia.
Dengan demikian, pemerintah lebih mementingkan keamanan 267 juta WNI yang berada di Indonesia dengan tidak memulangkan para WNI terduga teroris lintas batas itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.