Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua MPR Minta BPK Audit Menyeluruh Jiwasraya, Asabri, hingga BPJS

Kompas.com - 25/01/2020, 18:09 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Permusyaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit terhadap perusahaan-perusahaan asuransi pemerintah.

Pasalnya, dia melihat adanya potensi korupsi lain selain yang diduga terjadi di PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

"Tidak hanya Jiwasraya, saya lihat ada potensi-potensi juga yang bakal timbul (di perusahaan asuransi lain). Makanya saya mendorong BPK untuk melakukan audit," ujar pria yang akrab dipanggil Bamsoet itu kepada wartawan di Cililitan, Jakarta Timur, Sabtu (25/1/2020).

Bamsoet meminta audit dilakukan secara menyeluruh.

"(Audit) Terhadap keuangan, kemudian juga perhitungan risikonya, prosedur investasi menyeluruh perusahaan-perusahaan asuransi dari pemerintah," tutur Bamsoet.

Baca juga: Polri Tak Mempersoalkan jika Korupsi Asabri Diusut KPK atau Kejagung

Misalnya saja, kata dia, BPK bisa melakukan audit terhadap PT Asabri (Persero).

"Juga (terhadap) BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan yang melibatkan (dana) triliunan rupiah dan kepentingan rakyat yang menabung di situ," tuturnya.

Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) menyatakan adanya kesamaan modus main saham antara PT Jiwasraya (Persero) dan PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau Asabri (Persero).

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirdjoatmodjo bahkan mengatakan adanya kaitan antara kasus kesalahan penempatan dana kelolaan kedua perusahaan asuransi pelat merah tersebut.

"Jadi kami lihat ada semacam hubungan permainan saham di Jiwasraya dan Asabri," ujar dia di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (15/1/2020).

Baca juga: Bamsoet: Kita Hindari Pansus Jiwasraya untuk Kurangi Kegaduhan

Pernyataan tersebut disampaikan oleh pria yang akrab disapa Tiko itu usai melakukan pendalaman dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Komisaris Asabri.

Berdasarkan hasil pendalaman tersebut, Tiko membenarkan adanya penurunan harga pada portofilo saham yang dimiliki Asabri.

Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya penurunan dana kelola Asabri hingga Rp 10 triliun.

Dengan hasil temuan tersebut, Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu berencana melakukan investigasi lebih lanjut untuk menentukan langkah yang akan diambil pemerintah.

"Kami akan melakukan tindakan-tindakan, kami akan lihat siapa pihak-pihak yang bertanggung jawab, dan nanti pada saatnya kami umumkan sanksi dan proses seperti apa," tutur dia.

Baca juga: Kejagung Bentuk Tim Buru Aset Para Tersangka Kasus Jiwasraya

Sebagai informasi, Asabri dan Jiwasraya belakangan ini tengah menjadi perhatian publik, usai kedua BUMN ini dikabarkan merugi akibat salah kelola dana penempatan.

Setelah ditelusuri, penyebab ambruknya kinerja dua BUMN ini karena pengelolaan penempatan dana investasi.

Baik Jiwasraya maupun Asabri, sama-sama tersandung saham gorengan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com