Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Peringkat Ke-35 dari 138 Negara yang Terdampak Terorisme

Kompas.com - 23/01/2020, 14:05 WIB
Sania Mashabi,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Kerja Sama Internasional Badan Nasional Terorisme (BNPT) Andhika Chrisnayudhanto mengatakan, Indonesia tidak termasuk dalam kategori negara dengan tingkat terorisme yang tinggi.

Menurut dia, dalam data Global Terrorism Index tahun 2019, Indonesia berada di urutan ke-35 dari 138 negara yang terdampak terorisme.

Sementara itu, data Global Terrorism Index menunjukkan posisi pertama ditempati oleh Afganistan.

"Indonesia itu masuk ranking 42 sekarang mungkin ranking 35. Tapi, kita dimasukkan dalam negara yang diklasifikasikan medium impact," kata Andhika di Hotel Gran Melia, Jakarta, Kamis (23/1/2020).

"Maksudnya kita memang ter-impact, tapi kita tidak high impact. Maksudnya tidak sebesar negara-negara yang misalnya di kawasan Timur Tengah," sambungnya.

Baca juga: Berantas Radikalisme, Kepala BNPT Usul Aktifkan Kembali Upacara Bendera

Deputi Kerjasama Internasional Badan Nasional Terorisme (BNPT) Andhika Chrisnayudhanto Setelah Membuka Acara Regional Workshop on The Establishment of The National Action Plan on Preventing and Countering Violent Extremism di Hotel Gran Melia, Jakarta, Kamis (23/1/2020)KOMPAS.com/SANIA MASHABI Deputi Kerjasama Internasional Badan Nasional Terorisme (BNPT) Andhika Chrisnayudhanto Setelah Membuka Acara Regional Workshop on The Establishment of The National Action Plan on Preventing and Countering Violent Extremism di Hotel Gran Melia, Jakarta, Kamis (23/1/2020)

Andhika mengatakan, penyebab utama munculnya terorisme adalah konflik dalam suatu negara.

Sedangkan di Indonesia, lanjutnya, belum ada konflik besar yang memicu terorisme dalam tingkat lebih tinggi.

"Nah, penyebab utama dari terorisme itu justru malah yang lahir di daerah-daerah yang sifatnya yang ada konflik," ujarnya.

Baca juga: Mahfud MD: Lebih dari 6.000 WNI Terlibat Terorisme Lintas-batas

 

Dia menjelaskan, Indonesia termasuk negara yang damai.

Hal itu ia katakan berdasarkan data Global Peace Index yang menyebut Indonesia sebagai high peace full country atau negara dengan tingkat kedamaian yang tinggi.

"Kalau kita lihat juga dari laporan Global Peace Index indonesia itu sendiri disebut high peace full country," imbuhnya.

Meski masuk dalam Global Peace Index, Andhika menegaskan, unsur-unsur yang penyebab radikalisme di Indonesia tetap ada.

"Kalau kita lihat penelitian dilakukan oleh civil society organization di Indonesia, misalnya salah satu dari Wahid Foundation di situ ada peningkatan radikalisme di kalangan pelajar. Nah, itu ada. Nah, inilah yang kita akan coba cegah kita tanggulangi," ucap Andhika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektare Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektare Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Nasional
Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Nasional
Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Nasional
Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com