Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Jika Hujan Lebih dari 3 Jam dengan Intensitas Sedang-Lebat, Harus Siaga Banjir

Kompas.com - 04/01/2020, 14:19 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko mengatakan, sistem informasi peringatan dini banjir di Jabodetabek belum berjalan dengan baik.

Hary mengatakan, BMKG selalu memperbaharui informasi terkait risiko banjir melalui media sosial dan menyampaikan kepada seluruh lembaga terkait, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Oleh karenanya, Hary meminta masyarakat responsif apabila BMKG atau lembaga terkait lainnya sudah menyampaikan informasi banjir melalui media sosial dan pesan (broadcast) di grup WhatsApp dan SMS.

"Kata kuncinya, kalau BMKG sudah keluarkan peringatan dini yang 3 jam-an itu lebih dari 4 kali, dan hujan lebih dari 3 bahkan 5 jam, intensitas sedang-lebat bahkan sangat lebat tadi, maka kewaspadaan ditingkatkan jadi kesiagaan," kata Hary dalam diskusi di Sasana Krida Karang Taruna Bidara Cina, Jalan Baiduri Bulan, Jakarta Timur, Sabtu (4/1/2020).

Baca juga: Dilihat dari Jumlah Pengungsi, Kota Bekasi Terdampak Banjir Paling Parah

Senada dengan Hary, Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bambang Surya Putra mengatakan, masyarakat Indonesia belum terbiasa untuk melihat perkiraan cuaca.

Ia mengatakan, BNPB sudah menerima informasi dari BMKG bahwa akan terjadi cuaca ekstrem, sehingga meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melupakan apel siaga.

"Namun, mungkin baru direncanakan tiba-tiba memang curah hujannya sudah semakin tinggi sekali dan ini jadi catatan, ini baru awal, puncak musim hujan masih Februari," kata Bambang.

Baca juga: Banjir Surut di Rawa Buaya, Warga: Cuma Sisa Kasur sama TV, Kulkas Tenggelam

Ia mengatakan, sistem informasi peringatan dini terkait risiko banjir khusus di kota-kota besar seperti Jakarta, Bogor, dan Bekasi seharusnya dengan dipasangnya sirine di sekitar sungai.

Menurut dia, dengan adanya bunyi sirine, masyarakat dapat segera dievakuasi. Namun, ia belum mengetahui apakah sirine berbunyi di sekitar sungai.

Ia pun menilai, sistem peringatan dini belum maksimal.

"Early warning itu seharusnya diterima sampai orang per orang artinya semua orang berhak dapat informasi itu, tetapi kalau kami lihat kondisi seperti ini artinya agak jauh dari harapan," kata dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com