Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Toleransi, Sri Mulyani Cerita Pengalaman Berpuasa di AS

Kompas.com - 19/12/2019, 15:47 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani bercerita tentang pengalamannya berpuasa Ramadhan di Amerika Serikat. Saat itu, ia masih bekerja di World Bank sebagai Direktur Pelaksana.

Cerita ini disampaikan Sri Mulyani saat membahas keberagaman dan toleransi dalam acara Temu Kebangsaan: Merawat Semangat Hidup Bersama, Kamis (19/12/2019).

Di acara ini, hadir sejumlah tokoh seperti Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, hingga tokoh agama Quraish Shihab dan Romo Magnis Suseno.

Baca juga: Cegah Penyelundupan Kendaraan Mewah, Sri Mulyani Bakal Bekerja Sama dengan Singapura

"Di Amerika, sebagai muslim saya minoritas. di World Bank saya kerja waktu Ramadhan saya puasa," kata Sri Mulyani di Hotel Aryaduta, Gambir, Jakarta Pusat.

"Bayangkan pagi-pagi kita rapat, saya puasa, mereka minum kopi. Aduh enak banget baunya, apalagi kalau winter," lanjutnya disambut gelak tawa tamu undangan.

Sri Mulyani mengatakan, ia hanya satu dari sedikit orang yang berpuasa. Teman-teman Sri Mulyani yang tak berpuasa tidak menyadari jika ia tengah menahan haus dan dahaga.

Bahkan, lanjut dia, beberapa teman mengira bahwa berpuasa hanyalah menahan makan, tetapi tidak menahan minum.

"Jadi mereka berkata, 'are you also fasting? Not drinking? How come? For how long?'," kata Sri Mulyani menirukan ucapan teman-temannya.

"Waktu itu pas lagi summer itu bisa sampai 16 jam (berpuasa). Buka puasanya jam 8 atau setengah 9 malam. (Teman-teman berkata) 'can you still thinking? Are you still functioning?'," katanya yang lagi-lagi mengundang gelak tawa tamu undangan.

Tetapi, begitu mengetahui Sri Mulyani berpuasa, teman-teman Sri Mulyani pun mengucap maaf karena makan dan minum di hadapannya.

Baca juga: Kagum dengan Toleransi Warganya, Menteri Desa Sampai Sebut Daerah Ini Prototipe Desa Surga

Hal kecil itu cukup membuat Sri Mulyani bahagia, karena bagaimanapun sebagai minoritas ia merasa telah dihargai teman-temannya dari kelompok mayoritas.

Menurut Sri Mulyani, hal-hal semacam itulah yang dapat menumbuhkan sikap toleransi. Bahwa toleransi itu, kata dia, tidak timbul karena mendengarkan ceramah, tetapi melalui pengalaman pribadi.

"Makanya saya minta kalau Anda mau experience, Anda enggak boleh hanya ketemu sama orang yang homogennya seperti Anda. supaya kita bisa memahami perbedaan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com