Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kasus Novel, Kabareskrim: Doakan Secepatnya

Kompas.com - 16/12/2019, 10:57 WIB
Devina Halim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Irjen (Pol) Listyo Sigit Prabowo berharap doa masyarakat agar kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan dapat diungkap secepatnya.

Hal tersebut diungkapkan Listyo ketika ditanya wartawan kapan kasus itu akan diungkap.

"Doakan secepatnya," kata Listyo usai dilantik sebagai Kabareskrim di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (16/12/2019) pagi.

Baca juga: Jokowi Minta Kasus Novel Diungkap Hitungan Hari, Polri: Insya Allah Segera

Listyo akan segera melakukan konsolidasi dengan tim teknis kasus Novel.

"Itu tentunya akan segera kita konsolidasikan untuk kemudian kita upayakan secepatnya untuk melakukan pengungkapan," ungkap dia.

Hal senada diungkapkan Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Muhammad Iqbal.

Baca juga: Jokowi: Ada Temuan Baru di Kasus Novel, Sudah Menuju Kesimpulan

Menurut Iqbal, tim teknis kasus Novel sudah menemukan petunjuk yang signifikan dalam kasus tersebut.

Kendati demikian, ia tidak mengungkapkan temuan apa yang dimaksud.

"Insya Allah doakan secepatnya akan diungkap. Sudah ada petunjuk yang sangat signifikan, dengan petunjuk itu tim teknis akan bergerak lebih cepat," ujar Iqbal di lokasi yang sama.

"Insya Allah tidak berapa lama lagi. Mohon doa," lanjut dia.

Baca juga: Presiden Jokowi Minta Kasus Novel Terungkap Dalam Hitungan Hari

Penunjukan Listyo sebagai Kabareskrim sesuai mutasi diketahui tertuang dalam surat telegram bernomor ST/3229/XII/KEP./2019 tertanggal 6 Desember 2019.

Surat telegram itu ditandatangani oleh Asisten Kepala Polri bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Irjen (Pol) Eko Indra Heri.

Seperti diketahui, jabatan Kabareskrim telah kosong sejak Jenderal (Pol) Idham Azis dilantik sebagai Kapolri pada 1 November 2019. 

 

Kompas TV

Video yang menggambarkan sejumlah orang berendam di saluran air yang kotor viral di media sosial. Diduga, mereka melakukannya demi syarat perpanjangan kontrak kerja. Video pegawai honorer di lingkungan DKI Jakarta yang sedang berendam di saluran air yang kotor ini viral di media sosial diduga terkait dengan syarat perpanjangan masa kontrak kerja.


Di dalam saluran air mereka saling memijat bahu secara bergantian baik laki-laki maupun perempuan. Aktivitas ini  diawasi oleh sejumlah orang yang mengenakan pakaian dinas PNS. Perkumpulan honorer Indonesia memastikan orang dalam video tersebut adalah petugas penanganan prasarana dan sarana umum kelurahan jelambar, saat menjalani tes perpanjangan kontrak.


Mantan Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno berharap agar tes bagi petugas kebersihan DKI dilakukan lebih efektif daripada harus berendam di saluran air yang kotor. Sandiaga menganggap seleksi perpanjangan kontrak PPSU sebaiknya dilakukan dengan baik dan tidak menimbulkan pro dan kontra. 
Ia mengusulkan agar petugas PPSU diberi motivasi dan pelatihan dengan model baru seperti penggunaan teknologi. Selain itu pelatihan olahraga juga diperlukan untuk menjaga fisik petugas kebersihan DKI Jakarta saat menjalankan tugas.


Koordinator wilayah perkumpulan hononer Indonesia DKI Jakarta Nur Baitih menyebut, orang-orang dalam video itu adalah petugas penanganan prasarana dan sarana umum Kelurahan Jelambar, Jakarta Barat. Menurutnya, petugas PPSU masuk ke dalam saluran air untuk menjalani tes perpanjangan kontrak. Nur menilai, Lurah Jelambar sudah seharusnya bertanggung jawab karena pengadaan Penyedia Jasa Lainnya Perseorangan  atau PJLP tak lagi menjalani tes lapangan dan fisik saat perpanjangan kontrak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com