Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Bertemu Firli Cs, Saut akan Bilang "Mau jadi Penakut atau Pemberani?"

Kompas.com - 08/12/2019, 16:04 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang ingin segera bertemu pimpinan baru KPK periode 2019-2023.

Saut ingin memberitahukan bagaimana 'medan perang' yang akan dihadapi KPK.

"Saya ingin ketemu mereka. Ini lho medan perangnya. Anda mau jadi panglima perang tidak? Anda mau jadi penakut atau ingin jadi pemberani?" ujar Saut usai diskusi di kawasan Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (8/12/2019).

Baca juga: Polri Sebut Akan Copot Firli Bahuri Sebelum Dilantik sebagai Ketua KPK

Saut mengatakan, lima orang pimpinan KPK yang terpilih sudah tidak bisa diganggu gugat lagi karena sudah merupakan produk hukum.

Dalam waktu dekat, Saut mengatakan pihaknya akan segera bertemu dengan Firli Bahuri CS yang sudah menjadi pimpinan KPK periode berikutnya.

Tidak hanya itu, Saut juga mengatakan bahwa dirinya memiliki harapan yang baik kepada Firli Bahuri CS.

"Saya ada harapan baik terhadap mereka. Saya selalu mengatakan kenapa saya tidak mencalonkan kemarin. Orang di belakang kita itu pasti lebih baik dari kita. Itu pasti," kata Saut.

Diketahui, lima komisioner KPK periode 2019-2023 telah terpilih melalui mekanisme pemungutan suara setelah fit and proper test di ruang Komisi III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (13/9/2019) dini hari.

Baca juga: Firli Bahuri: Pegawai KPK Harus Tetap Sejahtera meski Jadi ASN

Mereka adalah Nawawi Pomolango (hakim di Pengadilan Tinggi Denpasar, Bali), Lili Pintauli Siregar (Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban/LPSK) periode 2013-2018), dan Nurul Ghufron (Dekan Fakultas Hukum Universitas Jember).

Kemudian Alexander Marwata (komisioner KPK petahana sekaligus mantan hakim tindak pidana korupsi) serta Irjen Firli Bahuri (Kepala Polda Sumatera Selatan yang kini telah dimutasi sebagai Analis Kebijakan Utama Badan Pemeliharaan Keamanan Polri). 

 

Kompas TV

Mantan pebulutangkis ganda putra ranking satu dunia, Lee Yong Dae, datang ke Indonesia. Selama sehari di Indonesia, atlet asal Korea Selatan ini akan mengikuti berbagai agenda.


Pebulutangkis spesialis ganda, Lee Yong Dae kembali berkunjung ke Indonesia, sabtu siang. Kali ini lee yang didapuk sebagai brand ambassador produk asuransi asal Korea Selatan, Hanhwa  akan mengikuti sejumlah agenda. Termasuk jumpa fans dan fun badminton. Lee yang memiliki banyak basis penggemar di Indonesia memang sengaja didapuk sebagai brand ambasador untuk mengkampanyekan hidup sehat melalui program life plus.

Sempat pensiun usai olimpiade 2016, mantan raja ganda putra bulutangkis dunia, Lee Yong Dae kembali ke lapangan dan berupaya kembali naik ke puncak. Seperti apa kabar Lee Yong Dae dan bagaimana Lee melihat peta persaingan ganda putra dunia. Berikut jurnalis kompas TV Angga Nur Rizqi dan juru kamera Bimo Wicaksana melaporkan untuk anda.

 

Tonton juga live streaming KompasTV 24 jam non-stop di https://www.kompas.tv/live

Supaya tidak ketinggalan berita-berita terkini, terlengkap, serta laporan langsung dari berbagai daerah di Indonesia, lanjut subscribe channel YouTube KompasTV. Aktifkan juga lonceng supaya kamu selalu dapat notifikasi video-video baru. #KompasTV #IndependenTerpercaya Media sosial KompasTV:

Facebook: https://www.facebook.com/KompasTV

Instagram: https://www.instagram.com/kompastv

Twitter: https://twitter.com/KompasTV

LINE: https://line.me/ti/p/@KompasTV

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com