Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSP Anggap Langkah Jokowi Rekrut Milenial demi Wujudkan Terobosan

Kompas.com - 26/11/2019, 15:30 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tenaga ahli utama Kantor Staf Presiden (KSP) Rawanda W Tuturoong menilai upaya Presiden Joko Widodo merekrut sejumlah anak muda ke dalam pemerintahan demi kebutuhan mencari terobosan baru untuk menyelesaikan berbagai persoalan.

Hal itu dipaparkan Rawanda dalam diskusi bertajuk Pembangunan Indonesia pada Periode Kedua Jokowi di Mata Milenial, di Gado-gado Boplo, Jakarta, Selasa (26/11/2019).

"Saya sangat berharap dengan generasi muda yang dilibatkan dalam pemerintahan. Tentu saja banyak pesimisme dan sebagainya, tapi semua orang yang berhasil dalam perubahan di awal pun mengalami hal yang sama," kata Rawanda.

Baca juga: Penunjukan 8 Staf Khusus Wapres yang Tanpa Campur Tangan Jokowi dan Bukan Milenial

"Oleh karena itu ide-ide penting bisa dilahirkan dari generasi muda yang masuk ke pemerintahan untuk melakukan perubahan-perubahan," lanjut Rawanda.

Rawanda optimistis masuknya sosok muda seperti mantan CEO Gojek Indonesia Nadiem Makarim sebagai menteri dan ditunjuknya 7 anak muda sebagai staf khusus Presiden Jokowi bisa membawa perubahan.

"Yang harus dilakukan adalah terobosan-terobosan, inovasi-inovasi yang out of the box, non-linear. Itu yang sekarang perlu dilakukan, supaya kita melompat," kata dia.

Menurut Rawanda, pemerintah tak lagi bisa berjalan perlahan dalam mengejar ketertinggalan dengan negara-negara lain yang lebih maju. Sehingga dibutuhkan terobosan-terobosan untuk mendorong lompatan baru.

"Kita enggak bisa lagi berjalan pelan dari nol, kita harus masuk ke titik tertentu dan melompat. Saya sangat berharap ini bisa dilakukan. Sekarang tantangannya cenderung mudah berubah apalagi di era digital seperti ini bermunculan macam-macam," kata dia.

Baca juga: Stafsus Milenial Jokowi Diminta Kerja Ekstra untuk Buktikan Mereka Bukan Pajangan

Ia menilai generasi muda yang terbilang sukses melakukan lompatan dalam sejarah Indonesia adalah generasi di 1908 dan 1928. Sebab, mereka mampu melahirkan gagasan-gagasan melampaui zamannya.

"Mereka memikirkan Indonesia merdeka dan itu belum kejadian. Nah pertanyaan generasi muda saat ini, apa yang kita capai 2045 nanti, kita harus tetapkan dari sekarang. Indonesia Maju itu seperti apa? Politiknya seperti apa? Ekonominya seperti apa? Budayanya seperti apa? Birokrasinya seperti apa? Itu yang harus dikembangkan" kata dia.

"Semua ide-ide besar itu harus disiapkan sesuai perubahan. Kita sudah ada momentumnya sebentar lagi tahun 2045, 100 tahun Indonesia merdeka," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com