Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadiv Humas Polri Sebut Tak Lama Lagi Kursi Kabareskrim Terisi

Kompas.com - 20/11/2019, 19:06 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perwira tinggi Polri masih menjalani proses sidang Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) terkait siapa yang akan ditugaskan menjadi Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Muhammad Iqbal mengatakan, ada beberapa perwira tinggi yang memiliki integritas dan rekam jejak baik untuk ditugaskan sebagai Kabareskrim.

"Beberapa dianggap sangat mumpuni untuk menjadi Kabareskrim gitu ya. Ini sudah disaring," kata Iqbal di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Baca juga: 20 Hari Tanpa Kabareskrim, Apa Efeknya?

Ketika ditanya berapa jumlah perwira tinggi Polri yang berpotensi menjadi Kabareskrim, Iqbal tak mau membeberkannya.

Ia hanya menyebut, perwira tinggi berbintang dua dan tiga berpotensi menjadi Kabareskrim baru menggantikan Jenderal Idham Azis yang dipercaya Presiden Joko Widodo menjadi Kepala Polri.

"Semua semua bintang dua dan bintang tiga berpotensi semuanya berpeluang. Insya Allah enggak akan lama lagi," ujar dia.

Diketahui, sejak Idham Azis dilantik sebagai Kapolri pada Jumat (1/11/2019) lalu, posisi Kabareskrim yang sebelumnya dijabat Idham hingga Rabu ini belum diisi oleh perwira tinggi baru.

Artinya, sudah sekitar 20 hari, pucuk pimpinan Bareskrim Polri untuk sementara kosong.

Baca juga: Faktor Integritas dan Kemampuan Jadi Aspek Penting Calon Kabareskrim

Sebelumnya, Kapolri Idham Azis menuturkan bahwa ia akan segera menunjuk Kabareskrim Polri yang baru usai dilantik Presiden Joko Widodo.

Menurut dia, langkah tersebut perlu dilakukan supaya dapat mempercepat pengungkapan kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

"Saya akan menunjuk Kabareskrim yang baru untuk segera mempercepat pengungkapan kasus Novel Baswedan," kata Idham usai ditetapkan sebagai Kapolri dalam rapat paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/10/2019).

 

Kompas TV Gelombang pendaftaran calon pegawai negeri sipil(CPNS) sudah dimulai. Beramai-ramai masyarakat Indonesia dari berbagai golongan umur dan pendidikan ikut mendaftar untuk seleksi calon pegawai negeri sipil. Lantas, apa enaknya jadi pegawai negeri sipil (PNS)? Simak video berikut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com