Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang Kompas: Mayoritas Peserta Rekrutmen Polri Tidak Pernah Dihubungi "Penembak di Atas Kuda"

Kompas.com - 19/11/2019, 23:24 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Litbang Kompas menunjukan, 95 persen peserta rekrutmen anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Tahun Anggaran 2019 tidak pernah dihubungi oleh "penembak di atas kuda".

Dengan tingginya jumlah responden yang menyatakan tidak pernah dihubungi "penembak di atas kuda", menandakan bahwa rekrutmen anggota Polri mulai mengalami kemajuan.

Adapun istilah "penembak di atas kuda" merujuk pada peran oknum dalam menawarkan bantuan terhadap peserta rekrutmen dengan iming-iming dapat memperlancar proses seleksi.

Peneliti Litbang Kompas Bernardus Satrio menyampaikan, survei tersebut dilakukan terhadap enam polda dan satu akpol di Semarang.

Enam Polda itu meliputi Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.

Survei ini melibatkan 310 peserta atau responden yang terdiri dari tamtama 30 orang, bintara 248 orang, dan akpol 32 orang.

Baca juga: Hati-hati, Rekrutmen Palsu Mengatasnamakan Garuda Indonesia

Ia mengatakan, jumlah diambil dari proporsi pendaftar masing-masing polda dan didistribusikan proporsional berdasarkan presentasi tiga jalur penerimaan.

Hasilnya, 95 persen tidak pernah dihubungi oleh "penembak di atas kuda", sedangkan 2 persen menyatakan lupa, dan 3 persen pernah dihubungi.

Tiga persen itu terdiri dari, 8 dari 280 responden. Mereka yakni 4 calon siswa (casis) Sumatera Utara, 2 casis NTB, dan 2 casis Papua.

"Tiga casis menyebut yang menghubungi pihak kepolisian, di antaranya 1 Sumut, 1 NTB, dan 1 Papua. Sementara itu, lima casis lainnya tidak tahu siapa penghubungnya," ujar Satrio saat memaparkan hasil survei dalam Focus Grup Discussion (FGD) di Jakarta, Selasa (19/11/2019)

Ia juga menyampaikan, terkait kepuasaan tahap yang dilalui, mayoritas responden merasa puas dengan rata-rata kepuasaan semakin meningkat seiring tahap yang dilalui.

Dari 11 tahap yang dijalani, paling rendah ada pada tahap sosialisasi sebanyak 5,32 persen.

Sementara itu, rating tertinggi ada pada tahap pemeriksaan psikologi II sebesar 5,75 persen.

Selain itu, mayoritas peserta tidak percaya terhadap bantuan orang dalam. Namun demikian, sebagian kecil masih ada yang mempercayakan hal tersebut.

Rinciannya, ketidakpercayaan bantuan orang dalam 79 persen dan ketidakpercayaan hasil dapat diubah oleh orang lain 73 persen.

Baca juga: Rekrutmen CPNS Jateng Berpotensi Lonjakan Pendaftar, BKD Jateng Ingatkan Segera Daftar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com