Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Gaji, Ini Alasan Dokter Spesialis Ogah ke Pedalaman

Kompas.com - 05/11/2019, 19:46 WIB
Dani Prabowo,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki rumah sakit di daerah dinilai menjadi alasan utama banyaknya dokter spesialis yang enggan ditempatkan di wilayah pedalaman dan terpencil.

Wakil Ketua Umum I Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Moch Adib Khumaidi SpOT menyampaikan, selama ini pihaknya terus mendorong agar dokter spesialis dapat ditempatkan di daerah yang pemdanya memberikan perhatian besar kepada tenaga medis. 

Dalam hal ini, ia berharap semua fasilitas kesehatan yang diperlukan guna menunjang kelancaran kinerja dokter spesialis tersebut dapat dipenuhi oleh pemerintah daerah.

Dengan demikian, mereka dapat bekerja secara maksimal di daerah penempatan.

"Artinya, sarananya mendukung, infrastrukturnya mendukung, kemudian diperhatikan juga oleh daerahnya untuk kemudian mendapatkan tempat yang layak," kata Adib kepada Kompas.com, Selasa (5/11/2019).

Baca juga: IDI Nilai Pemda Perlu Petakan Jumlah Dokter Spesialis

Ia pun menampik bila kesejahteraan yang rendah menjadi alasan utama para dokter spesialis enggan ditempatkan di daerah.

Bahkan, sebelum Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2017 tentang Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) dibatalkan oleh Mahkamah Agung (MA), sudah ada aturan terkait besaran tunjangan atau insentif yang cukup besar.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 01.07/MENKES/152/2017 tentang Besaran Tunjangan/Insentif Peserta Wajib Kerja Dokter Spesialis tertanggal 30 Maret 2017, besaran tunjangan untuk mereka yang ditempatkan di rumah sakit pemerintah pusat sebesar Rp 22.500.000.

Sementara itu, bagi yang ditugaskan di rumah sakit daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan, tunjangannya mencapai Rp 30.012.000.

Besaran tunjangan tersebut belum termasuk insentif yang didapatkan dokter spesialis dari pemerintah daerah yang bersumber dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) dengan besaran yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah masing-masing.

Baca juga: Dokter Spesialis Tak Wajib ke Pedalaman, IDI Apresiasi

"Buat dokter spesialis itu sudah cukuplah untuk kemudian bisa memulai sebagai dokter spesialis, tetapi yang penting bukan itu, tetapi bagaimana sarana prasarana mendukung," ujar dia. 

"Satu lagi, jenjang karier dan kemudian kesempatan untuk tetap mengikuti pendidikan dalam arti perkembangan ilmu teknologi kedokteran itu juga hal penting," ucap Adib.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com