Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sohibul Iman: PKS ingin Membangun Kesepahaman dengan Partai Nasdem

Kompas.com - 30/10/2019, 22:04 WIB
Kristian Erdianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman menegaskan bahwa partainya ingin membangun kesepahaman dengan Partai Nasdem, meski berbeda sikap politik.

Seperti diketahui PKS tetap memilih menjadi oposisi dan berada di luar pemerintahan.

Sedangkan Nasdem merupakan salah satu parpol pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Baca juga: Surya Paloh: Ada Kemungkinan Nasdem Berhadapan dengan Pemerintah

Hal itu diungkapkan Sohibul seusai bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2019).

"(Pertemuan dengan Surya Paloh) merupakan proses awal. Tujuannya satu saja, membangun kesepahaman," ujar Sohibul.

Sohibul menegaskan bahwa dalam pertemuan itu dirinya dan Paloh belum membicarakan secara detail terkait langkah-langkah politik ke depan.

Namun, tidak menutup kemungkinan, Nasdem dan PKS akan berkoalisi, misalnya dalam kontestasi di Pilkada 2020.

"Nanti setelah ini tentu nanti kita akan komunikasi, nah nanti komunikasi itu lah kita mungkin ada peluang-peluang untuk kita bekerja sama misalnya di pilkada," tuturnya.

Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh (kiri) berpelukan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman usai menyampaikan hasil pertemuan tertutup kedua partai di DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi kebangsaan dan menjajaki kesamaan pandangan tentang kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc. ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh (kiri) berpelukan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman usai menyampaikan hasil pertemuan tertutup kedua partai di DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi kebangsaan dan menjajaki kesamaan pandangan tentang kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc.
Pertemuan serupa, kata Sohibul, juga akan dilakukan dengan partai-partai lain yang saat tidak bergabung dalam koalisi pendukung pemerintah, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dan Demokrat.

Pertemuan dilakukan untuk membangun komunikasi politik di antara partai-partai tersebut.

"Tetapi rencana kita sudah ada bahwa kita nanti minimal paling logis untuk PKS hari ini adalah bagaimana kita bisa membangun komunikasi dengan teman-teman yang memang hari ini tidak terwakili di pemerintahan. Misalnya, kami bisa berkomunikasi dengan Demokrat dan PAN," kata Sohibul.

Dalam pertemuan tertutup yang berlangsung sekitar satu jam itu, PKS dan Nasdem sepakat untuk memperkuat fungsi check and balance di DPR.

Hal ini menjadi salah satu dari tiga poin kesepahaman yang dibacakan oleh Sekjen PKS Mustafa Kamal.

Mustafa mengatakan, fungsi check and balance sangat penting untuk menciptakan demokrasi yang sehat dan mengatasi tantangan bangsa Indonesia ke depannya.

Baca juga: Nasdem dan PKS Sepakat Perkuat Fungsi Check and Balance di DPR

Poin kedua, Nasdem dan PKS sepakat untuk menjaga kedaulatan NKRI dengan menjalanlan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

Ketiga, mewariskan sejarah kerja sama para pendiri bangsa, yakni antara kelompok nasionalis yang memuliakan nilai-nilai agama dan kelompok Islam yang memegang teguh nilai-nilai kebangsaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com