JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo memerintahkan jajaran Kabinet Indonesia Maju untuk terus membuat perjanjian perdagangan dengan negara lain.
Ia secara khusus meminta kepada Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga.
Lalu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, untuk menyelesaikan sejumlah perjanjian dagang.
"Sudah saya sampaikan secara khusus bahwa perjanjian perdagangan harus kita lakukan secara terus-menerus, tanpa henti," ujar Jokowi dalam rapat terbatas di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (30/10/2019).
Baca juga: Jokowi Minta Pembangunan Hunian Tetap untuk Penyintas Bencana Palu Segera Diselesaikan
Jokowi menyebut, Indonesia sebelumnya telah menyelesaikan perjanjian dagang dengan Australia lewat Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA). Namun banyak perjanjian lain yang harus diselesaikan, misalnya dengan Uni Eropa.
Kemudian perjanjian perdagangan dengan anggota ASEAN plus enam negara yakni India, China, Korea Selatan, Jepang, Australia, dan Selandia Baru atau disebut Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP). Termasuk juga perjanjian dagang dengan sejumlah negara di Afrika.
Baca juga: Jokowi Minta Kampus Unidar Ambon Siapkan Berkas Jadi Universitas Negeri
"Ini yang belum kita miliki perjanjian perdagangan dengan mereka. saya minta agar diselesaikan, dalam akhir tahun depan harus rampung. Sehingga yang berkaitan dengan ekspor betul-betul bisa kita laukan," ujarnya.
Jokowi pun meminta jajarannya membentuk tim khusus dan bisa selesai pada akhir 2020 untuk mengurusi sejumlah perjanjian perdagangan dengan negara lain.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu menyatakan kondisi ekonomi global dalam lima tahun terakhir tak begitu bagus.
Terlebih berdasarkan analisis sejumlah lembaga internasional, kondisi ekonomi global akan menuju sebuah resesi.
Baca juga: Hadapi Resesi Ekonomi, Ini Instruksi Jokowi untuk Para Menterinya
Oleh karenanya, kondisi tersebut perlu diantisipasi dengan cepat. Jokowi menyebut kunci untuk menghadapi kondisi ekonomi global yang tak menentu ini adalah peningkatan ekspor dan substitusi barang-barang impor serta kedua peningkatan investasi.
"Artinya ekspor dan investasi, peningkatan ekspor dan peningkatan investasi menjadi kunci bagi kegiatan kita di bidang ekonomi," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.