Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Muhadjir, Puan Pesankan Implementasi Program 3 Kartu Jokowi hingga Evaluasi BPJS

Kompas.com - 25/10/2019, 06:43 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR Puan Maharani menilai, program pengembangan sumber daya manusia (SDM) unggul akan jadi tantangan bagi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) yang baru, Muhadjir Effendy.

Hal itu Puan ungkapkan usai menyerahkan jabatan Menko PMK ke Muhadjir, di Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (24/10/2019).

"Tentu bagaimana kemudian pelaksanaan program prioritas yang akan datang terkait SDM unggul itu bisa berjalan dengan baik," kata Puan.

Selanjutnya, implementasi program tiga kartu yang menjadi janji Presiden Joko Widodo di periode keduanya.

Baca juga: Cerita Puan Maharani dan Muhadjir Effendy tentang Patung Soekarno di Meksiko...

Ketiga program itu adalah Kartu Sembako Murah, Kartu Pra Kerja, dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah.

Menurut Puan, ketiga hal itu akan menjadi tanggung jawab Muhadjir dengan mengordinasikan menteri-menteri teknis di bawah Kemenko PMK agar program tersebut bisa terwujud.

"Program tersebut bukan hanya sent, tapi delivered. Sesuai pesan Pak Presiden Jokowi," kata dia.

Di sisi lain, Puan juga menekankan pengembangan basis data terpadu guna memastikan program-program tersebut benar-benar tepat sasaran.

Selain itu, proses penjernihan data juga menjadi upaya sinkronisasi program-program sebelumnya.

"Misalnya, kan ada Kartu Sembako, nah siapa saja yang kemarin menerima kartu PKH (Program Keluarga Harapan) misalnya nanti akan menerima Kartu Sembako. Tapi itu beberapa waktu lalu kan saya sampaikan, sebaiknya manfaatnya saja yang ditambah tapi kartunya tidak perlu diganti," kata Puan.

Meski demikian, Puan mempersilakan Muhadjir untuk mengevaluasi dan menentukan keputusan terkait pengembangan program-program tersebut.

"KIP Kuliah, misalnya, bagaimana kemudian memberikan kesempatan kepada anak kuliah yang tadinya menerima Bidikmisi nanti juga akan ada anak yang menerima KIP Kuliah. Bagaimana manfaatnya nanti, siapa yang menerima, rancangan kebutuhannya, di mana saja itu menjadi tantangan Pak Muhadjir," ujar dia.

Selain itu, evaluasi dan perbaikan manajemen Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan juga dinilainya penting. 

Baca juga: Puan Cerita soal Menteri yang Bandel ke Muhadjir...

Hal itu juga mengingat rencana pemerintah menaikan iuran peserta BPJS Kesehatan mulai awal tahun 2020. Kenaikan itu berlaku hanya untuk kelas I dan kelas II.

Sementara itu, kenaikan iuran BPJS Kesehatan untuk kelas III masih ditunda setelah Komisi IX dan XI DPR menolak usulan itu.

Kenaikan itu diambil karena dianggap paling tepat untuk mengatasi permasalahan defisit keuangan BPJS Kesehatan.

"Terkait kenaikan iuran itu, waktu saya jadi Menko PMK sudah kita hitung ratusan kali kita hitung gimana, berapa, impactnya gimana kalau itu dinaikin. Undang-undangnya mengatur bahwa sebenarnya iuran BPJS bisa kita evaluasi. Dan ini kan 5 tahun belum ada kenaikan," kata dia.

Namun yang terpenting, kata Puan, evaluasi dan perbaikan manajemen BPJS harus ditangani dalam waktu dua bulan.

"Yang terpenting adalah bagaimana melihat kinerja dan manajemen BPJS ke depan itu dalam waktu dua bulan ini untuk bisa diperbaiki," ujar Puan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com