Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Buzzer" Dinilai Bisa Geser Fokus Publik soal Kasus Novel Baswedan

Kompas.com - 08/10/2019, 13:27 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota tim penasihat hukum penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, Alghiffari Aqsa, menilai, narasi negatif yang menyangkut Novel dan disebarkan oleh buzzer berisiko menjauhkan fokus publik dalam penuntasan kasus penyiraman air keras Novel.

"Semakin banyak dan sistematisnya buzzer menyudutkan Novel tidak bisa dilepaskan dari capim KPK yang bermasalah, narasi Taliban, revisi UU KPK, dan penyerangan secara fisik kepada Novel," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (8/10/2019).

Di sisi lain, tenggat waktu tiga bulan yang diberikan Presiden Jokowi ke Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dan tim teknis untuk menuntaskan kasus Novel juga akan habis.

"Akan habisnya tenggat waktu yang diberikan oleh Presiden untuk mencari pelaku penyerangan terhadap Novel juga menjadi faktor. 'Orkestra' dari koruptor saya rasa sangat sempurna," katanya.

Baca juga: KPK: Ada Pihak yang Menyerang Novel Baswedan dengan Fitnah

Ia mengakui sebagian masyarakat mungkin terpengaruh dengan narasi menyangkut Novel. Mereka bisa menjadi ragu untuk mendukung Novel dan KPK.

Meski demikian, Aqsa juga yakin semakin banyak masyarakat sadar bagaimana buzzer memanipulasi opini untuk menyudutkan Novel dan KPK.

"Sebagian masyarakat mungkin terpengaruh, setidaknya ragu mendukung Novel dan KPK. Tapi banyak masyarakat sudah sadar soal bagaimana buzzer memainkan opini," katanya.

Sebelumnya Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengklarifikasi tiga isu miring menyangkut Novel.

Pertama, foto hitam putih Novel dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sedang duduk bersama seusai shalat di masjid.

Foto itu kemudian dikaitkan berimplikasi dengan sebuah lembaran yang tertulis “Tanda Bukti Penerimaan Laporan/Informasi Dugaan TPK”.

Febri memastikan, informasi mengenai laporan pengaduan soal biaya Frankfurt Book Fair tahun 2015 Pemprov DKI yang dikait-kaitkan dengan foto Novel dan Anies itu tidak berhubungan.

Kedua, foto Novel yang sedang berada di bandara. Dalam narasi yang beredar, Novel disebut mau jalan-jalan.

Twit itu juga disertai penyebutkan akun-akun Twitter lain. Foto itu diunggah oleh salah satu pengguna Twitter Ary Prasetyo, @Aryprasetyo85, pada Rabu (25/9/2019).

Febri memastikan bahwa saat itu Novel berada di bandara karena hendak menjalani pengobatan mata di Singapura, bukan untuk jalan-jalan.

Ketiga, kata Febri, ada narasi yang sempat muncul pada saat Pansus Angket KPK berjalan yang kembali mencuat di media sosial.

Baca juga: Novel Baswedan Diterpa Isu Miring, WP KPK: Hoaks Serangan Balik Koruptor

"Seperti keterangan salah satu tersangka di KPK yang terkait dengan kasus suap terhadap Ketua Mahkamah Konstitusi bahwa seolah-olah ada seseorang yang menyerahkan indekos 50 kamar di Bandung sebagai tukar guling perkara," kata dia dalam keterangan pers, Kamis (3/10/2019).

Febri menyatakan, KPK saat itu sudah menepis narasi yang diedarkan saat itu. Ia menyesalkan masih ada pihak-pihak yang menyebarkan informasi bohong menyangkut Novel, padahal Novel sudah menjadi korban penyiraman air keras.

"Kami mengajak semua pihak menggunakan kebebebasan berkomunikasi dan menyampaikan informasi secara bertanggungjawab dan hati-hati," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com