Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu Minta Akses Bertemu WNI yang Ditangkap Terkait ISIS di Malaysia

Kompas.com - 27/09/2019, 11:41 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melalui Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur meminta akses bertemu dengan 12 WNI yang ditangkap Polisi Diraja Malaysia.

Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Yudha Nugraha melalui pesan singkat, Jumat (27/9/2019).

"KBRI Kuala Lumpur belum menerima secara lengkap notifikasi konsuler dari Pemerintah Malaysia mengenai penangkapan WNI tersebut. KBRI Kuala Lumpur akan meminta akses kekonsuleran untuk menemui seluruh WNI yang ditahan," kata Yudha.

Ia menambahkan, KBRI Kuala Lumpur juga akan memberikan pendampingan untuk memenuhi hak para WNI sesuai ketentuan hukum yang berlaku di Malaysia.

"KBRI Kuala Lumpur akan memberikan pendampingan untuk menjamin hak-hak para WNI tersebut berdasar hukum setempat," kata Yudha.

Baca juga: Malaysia Tangkap 15 Orang Terkait ISIS, 12 Asal Indonesia

Kepolisian Malaysia dilaporkan telah menangkap 15 orang yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok teroris ISIS. Sebanyak 12 orang di antaranya warga negara Indonesia ( WNI).

Otoritas Malaysia telah meningkatkan kesiagaan sejak Januari 2016. Saat itu, orang-orang bersenjata yang berafiliasi dengan ISIS melakukan serangkaian serangan di Jakarta, Indonesia.

Seperti disampaikan pihak kepolisian, Kamis (26/9/2019), sebanyak 12 orang yang ditahan merupakan WNI, sementara sisanya adalah warga Malaysia.

Para tersangka tersebut ditangkap dalam beberapa aksi penggerebekan di seluruh penjuru negeri dari Juli hingga September, demikian kata Wakil Komisaris Polisi (DCP) Ayob Khan Mydin Pitchay, yang juga kepala divisi kontraterorisme.

Di antara penangkapan tersebut dua di antaranya melibatkan seorang pekerja perkebunan sawit Indonesia berusia 25 tahun dan dua warga Malaysia di negara bagian Sabah di pulau Kalimantan.

Polisi meyakini orang-orang tersebut bertindak selaku fasilitator untuk keluarga beranggotakan lima orang yang melancarkan serangan bom bunuh diri di sebuah gereja di Jolo, Filipina selatan, pada Desember 2018.

Baca juga: Polisi Temukan Bendera ISIS di Rumah Terduga Teroris di Bekasi

DCP Ayob mengatakan, para tersangka juga diduga menyalurkan dana ke kelompok Maute, yang sempat menguasai kota Marawi di tepi danau Filipina selama lima bulan pada 2017, dan memicu konflik yang menewaskan lebih dari 1.100 orang.

Sementara 11 WNI dan seorang warga Malaysia lainnya ditangkap dalam penggerebekan yang dilakukan terpisah.

Mereka ditahan atas dugaan melakukan kegiatan mendukung ISIS, termasuk mempromosikan ideologi dan merekrut anggota melalui media sosial, serta bertujuan melancarkan serangan ke Indonesia dan Malaysia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com