Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setujui Pengesahan UU KPK, Tingkat Kepercayaan Jokowi Diprediksi Menurun

Kompas.com - 18/09/2019, 15:30 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Center for Democracy & Governance Studies (CDGS) Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai, tingkat kepercayaan publik terhadap Presiden Joko Widodo akan menurun karena pemerintah dan DPR sepakat mengesahkan revisi Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Pesan politik dari kesepakatan revisi UU KPK antara pemerintah dan DPR jelas memengaruhi tingkat kepercayaan publik terhadap Presiden, bahkan bisa cukup turun signifikan tingkat kepercayaannya," ujar Umam dalam diskusi bertajuk "Membaca Strategi Pelemahan KPK: Siapa yang Bermain?" di ITS Tower, Jakarta, Rabu (18/9/2019).

Baca juga: Bantah Fahri Hamzah, Istana Tegaskan Jokowi Tak Terganggu oleh KPK

Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) ini juga menjelaskan, berdasarkan hasil jajak pendapat LSI Desember 2018 bertajuk "Survei Nasional Pemberantasan Korupsi", tingkat kepercayaan publik terhadap komisi antikorupsi itu sangat tinggi, yaitu mencapai 84 persen dari 1.220 responden secara nasional.

Direktur Eksekutif Center for Democracy & Governance Studies (CDGS) Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam (paling kanan) dalam diskusi bertajuk Membaca Strategi Pelemahan KPK: Siapa yang Bermain? di ITS Tower, Jakarta, Rabu (18/9/2019). KOMPAS.com/CHRISTOFORUS RISTIANTO Direktur Eksekutif Center for Democracy & Governance Studies (CDGS) Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam (paling kanan) dalam diskusi bertajuk Membaca Strategi Pelemahan KPK: Siapa yang Bermain? di ITS Tower, Jakarta, Rabu (18/9/2019).

Sementara Presiden menempati urutan kedua sebagai lembaga negara yang dipercaya publik sebesar 79 persen.

Baca juga: Jokowi: Jangan Belum-belum Sudah Antek Asing, Antek Aseng

Namun, lanjut Khoirul, tren positif yang dimiliki Presiden Jokowi diprediksi akan menurun karena tidak solid dalam upaya pemberantasan korupsi.

"Keberpihakan Presiden pada agenda pemberantasan korupsi itu penting dan berimplikasi pada tingkat kepercayaan masyarakat. Ini bukan menakut-nakuti, melainkan tingkat kepercayaan Jokowi akan mengalami penurunan signifikan karena setuju pengesahan revisi," ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjut Khoirul, Presiden sedang menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap dirinya sendiri.

Baca juga: Revisi UU KPK, Sikap Pasif Jokowi Disayangkan

Apalagi, pernyataan Jokowi yang tak memiliki beban di periode kedua pemerintahannya ternyata tidak konsisten.

"Kita ingatkan kembali ke Presiden, kenapa menggali kubur sendiri? Presiden itu bagaimanapun juga adalah nakhoda agenda pemberantasan korupsi," katanya.

Diberitakan, pengesahan Undang-Undang KPK ini merupakan revisi atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK.

Perjalanan revisi ini berjalan sangat singkat. Sebab, DPR baru saja mengesahkan revisi UU KPK sebagai inisiatif DPR pada 6 September 2019.

Dengan demikian, hanya butuh waktu 11 hari hingga akhirnya UU KPK yang baru ini disahkan.

Kompas TV Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi kini menyusun rencana untuk menanggapi undang-undang baru tentang KPK.<br /> <br /> Sejumlah catatan dibuat pimpinan untuk dikonsultasikan dengan sejumlah pakar hukum. Termasuk aturan baru yang diduga bisa melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi.<br /> <br /> Undang-undang baru tentang KPK baru saja disahkan DPR dan pemerintah pada Selasa (1792019). #RevisiUUKPK #KPK #DPR
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com