Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disindir Hilang Setelah Masuk Istana, Ini Tanggapan Johan Budi hingga Teten Masduki

Kompas.com - 13/09/2019, 17:53 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch menyindir aktivis-aktivis yang dulu kritis tetapi kini dianggap hilang suaranya setelah bergabung ke Istana.

Lewat akun Instagram mereka @sahabatICW, setidaknya ada 8 tokoh yang disindir oleh ICW.

Mereka ialah Teten Masduki, Koordinator Staf Khusus Presiden; Ifdhal Kasim, Tenaga Ahli Utama Kedeputian V Kantor Staf Presiden; Fadjroel Rachman, Komisaris Utama perusahaan BUMN PT Adhi Karya; dan Alexander Lay, Anggota Dewan Komisaris Pertamina.

Ada juga Jaleswari Pramodhawardani, Deputi V Kantor Staf Presiden; Andrinof Chaniago, Komisaris Utama BRI; Abetnego Tarigan, Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden; serta Johan Budi, Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi.

Baca juga: Johan Budi Pamit dari Istana dan Minta Maaf

ICW mengunggah gambar berupa poster yang menyatakan para aktivis itu hilang setelah terlalu dekat dengan Istana.

Khusus untuk Johan Budi yang kini sudah menjadi anggota DPR terpilih dari PDI-P, tertulis hilang sejak masuk perut banteng.

"Mohon bantuan teman-teman @kontras_update untuk menemukan para senior yang terhormat ini, karena mereka telah pergi tanpa pesan di tengah kegentingan kerja-kerja pemberantasan korupsi dan penegakan hak asasi manusia,"  tulis akun ICW pada Kamis, (13/9/2019). @Kontras_update adalah akun Instagram resmi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak kekerasan (KontraS).

Baca juga: Nawawi Pomolango, Sepak Terjang, hingga Pandangannya soal Revisi UU KPK

Saat dimintai tanggapan terkait sindiran dai ICW, para eks aktivis di lingkar Istana itu irit berkomentar.

Teten Masduki yang dulunya adalah aktivis ICW mengaku paham jika para pegiat antikorupsi saat ini marah terkait revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi yang dilakukan DPR dan pemerintah.

"Enggak mau komentarlah. Wajar mereka marah," kata Teten saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (13/9/2019).

Baca juga: Firli Mengaku Pernah Jemput Saksi yang Hendak Diperiksa KPK di Lobi

Kendati demikian, Teten enggan menanggapi lebih jauh pertanyaan wartawan.

Komentar irit juga keluar dari Jaleswari yang dulunya dikenal sebagai pegiat reformasi militer.

Jaleswari juga paham bahwa para pegiat antikorupsi saat ini tengah kecewa. Namun, ia enggan menanggapi mereka lebih jauh.

"Saya memahami kawan-kawan ini sedang kecewa. Karenanya, saya tidak ingin berpolemik lebih lanjut soal ini, pesannya sudah tersampaikan," kata Jaleswari saat dihubungi lewat pesan singkat.

Baca juga: Unjuk Rasa Susulan Terjadi di Depan KPK, Lagi-lagi Dukung Revisi UU

Sementara itu, Johan Budi yang dulunya adalah mantan juru bicara KPK enggan berkomentar sama sekali soal sindiran ICW.

Saat dihubungi lewat pesan singkat, Johan awalnya mau menanggapi pertanyaan Kompas.com mengenai dirinya yang sudah pamit dari Istana karena akan segera dilantik sebagai anggota DPR.

Namun, saat ditanya mengenai sindiran ICW, Johan ogah berkomentar.

"Kalau ini enggak ada komentar," kata Johan.

Kompas TV Wadah pegawai KPK dan sejumlah elemen masyarakat menggelar aksi memprotes revisi undang-undang KPK yang dianggap melemahkan upaya pemberantasan korupsi. Aksi protes dilakukan dengan menutup logo KPK di Gedung Merah Putih, Komisioner KPK Saut Situmorang memimpin aksi yang digelar di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi di Kuningan, Jakarta. Saut menyebut KPK tidak akan takut dengan berbagai upaya pelemahan tugas dan wewenang dalam memberantas tindakan korupsi. #kpk #RUUKPK #KomisionerKPK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com