JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari mengatakan, pernyataan Menteri Ryamizard Ryacudu terkait adanya kelompok yang terafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS di Papua, hanya dugaan pemerintah.
Pihaknya tidak membahas lebih lanjut pernyataan Menhan tersebut dalam rapat kerja di Komisi I.
"Begini, tadi itu (ISIS di Papua) hanya dugaan bisa jadi seperti ada itu juga, tunggangi, tetapi (Menhan dan Komisi I) tidak ada pembahasan lebih jauh lagi," kata Abdul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/9/2019).
Baca juga: Menhan Sebut Ada Kelompok Terafiliasi ISIS di Papua
Menurut dia, muncul dugaan bisa jadi kericuhan di Papua ditunggangi kelompok yang terafiliasi dengan ISIS kaena muncul video terkait di media sosial.
Kendati demikian, kata dia, bisa jadi informasi ini merupakan penyesatan oleh orang-orang tak bertangung jawab.
"Dugaan karena beredar di sosial media kan, itu kan bisa dibuat atau mungkin dilakukan oleh orang tak bertanggung jawab karena memang juga kenyataannya kita cari siapa yang bertanggung jawab, enggak ada," ujar dia.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu mengatakan, ada kelompok yang terafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS di Papua.
"Sebagai catatan, terdapat kelompok lain yang berafiliasi dengan ISIS telah menyerukan jihad di tanah Papua," kata Ryamizard dalam rapat bersama Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Baca juga: Kuliah di Mojokerto, 5 Mahasiswa asal Papua Mendapatkan SIM Gratis
Selain ada kelompok yang ditunggangi ISIS, menurut dia, ada tiga kelompok yang terindikasi berada di belakang pemberontak di Papua, yaitu kelompok pemberontak bersenjata, kelompok pemberontak politik, dan kelompok klandestin atau rahasia.
Ryamizard mengatakan, TNI-Polri harus bijak dalam menghadapi kelompok-kelompok tersebut. TNI dan Polri, kata dia, juga harus selalu siap bersinergi untuk mempertahankan NKRI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.