Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Sebut Penyerangan di Yahukimo Tak Terkait Kerusuhan Papua

Kompas.com - 06/09/2019, 05:55 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyatakan, penyerangan terhadap pendulang emas di Yahukimo tak terkait kerusuhan di Papua dan Papua Barat.

Menurut Wiranto, penyerangan di Yahukimo merupakan konflik lama antara penambang emas pendatang dan yang masyarakat asli Papua.

"Kemarin karena ada konflik, itu konflik horizontal saja antara penambang emas luar daerah dengan penduduk setempat. Bukan ada kaitan dengan demo. Lanjutan peristiwa lama," ujar Wiranto di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (5/9/2019).

Baca juga: Polri Duga Penyerangan Pendulang Emas di Yahukimo Spontan

Ia menyampaikan, saat ini 97 penambang emas dari berbagai lokasi di sana telah dievakuasi.

Polisi menduga, penyerangan terhadap orang-orang yang diduga penambang emas di Distrik Sarandela, Kabupaten Yahukimo, Papua itu terjadi secara spontan.

"Motifnya hanya penyerangan secara spontan ya terhadap masyarakat yang sedang melakukan pendulangan emas," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2019).

Dedi mengatakan, para penyerang melakukan aksinya secara tiba-tiba sambil membawa sejumlah senjata tajam.

"Itu dilakukan secara tiba-tiba dengan menggunakan senjata tajam, baik berupa panah, parang, dan senjata tajam lainnya," ujar dia.

Berdasarkan hasil keterangan sementara, menurut Dedi, pola penyerangan ini berbeda dengan penyerangan dan pembantaian 31 pegawai PT Istaka Karya di Nduga, Papua yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada 2 Desember 2018.

Baca juga: 288 Pendulang Tradisional Yahukimo Menyelamatkan Diri ke Boven Digoel

Dedi menyampaikan, polisi masih mendalami peristiwa tersebut dan meminta keterangan terhadap sejumlah orang yang berhasil diselamatkan.

Untuk saat ini, ia mengatakan bahwa aparat kepolisian setempat fokus melakukan evakuasi.

"Untuk detailnya nanti dulu, yang penting kita evakuasi dulu," ujar dia.

Hingga Rabu (4/9/2019), ada 288 warga yang merupakan para pendulang tradisional di Distrik Saradela, Kabupaten Yahukimo, Papua menyelamatkan diri ke Kabupaten Boven Digoel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com