Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/09/2019, 21:24 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pers membentuk satgas antikekerasan terhadap jurnalis.Satgas akan diterjunkan ke Sorong, Papua Barat untuk melakukan verifikasi atas informasi kekerasan atas jurnalis di daerah itu. 

"Identifikasi apakah ada korban wartawan di sana, apakah ada keluarga, bagaimana evakuasinya. Ini konflik atau tidak," ujar Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan Dewan Pers, Agung Dharmajaya di Jakarta, Kamis (5/9/2019), sebagaimana dikutip Antara.

Baca juga: Disebut Lakukan Kekerasan terhadap Jurnalis, Ini Kata Kapolres Jakpus

Satgas akan mengumpulkan sekaligus menggali informasi dari berbagai pihak untuk memastikan apakah informasi kekerasan menimpa jurnalis di sana benar adanya atau sebaliknya.

Selain dari Dewan Pers, sejumlah lembaga profesi wartawan juga menerjunkan anggotanya melakukan hal yang sama.

Mereka berasal dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

"Kami akan berangkat ke sana, agar teman-teman mendapat informasi yang jelas seperti apa," ujar dia lagi.

Agung menambahkan, sebelum kerusuhan di Sorong terjadi, pihaknya sudah berencana membentuk satgas antikekerasan terhadap jurnalis. Namun, rupanya kerusuhan keburu pecah.

Meski demikian, Agung berpendapat, sekarang ini merupakan waktu yang tepat untuk menerjunkan satgas.

Baca juga: LBH Jakarta Akan Laporkan Dugaan Kekerasan Satpol PP dan Ormas Saat Gusur Warga Jakasetia

Apabila ditemukan kekerasan terhadap jurnalis di Sorong, lanjut Agung, data itu akan dimasukan ke dalam laporan tahunan mengenai kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia.

Apalagi, Dewan pers periode 2019-2022 belum merekapitulasi jumlah kekerasan terhadap jurnalis.

Ketua Umum AJI Abdul Manan mengatakan, satgas diharapkan akan membantu wartawan di Papua memperoleh akses yang sejauh ini dibatasi serta mengalami persekusi saat menulis berita.

"Kami berharap tugas satgas lebih luas, bukan hanya kekerasan terkait Papua," kata dia. 

 

Kompas TV Polisi masih memburu pelaku kejahatan seksual terhadap bocah perempuan berusia 10 tahun di Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dugaan sementara pelaku melakukan aksi jahatnya seorang diri.<br /> <br /> Peristiwa kejahatan seksual ini diduga terjadi pada hari Rabu, 28 Agustus 2019 lalu. Untuk melakuan aksi jahatnya, pelaku membawa korban ke sebuah rumah kosong dengan membonceng sepeda motor. Korban yang baru berusia 10 tahun ditemukan warga dalam keadaan menangis. Korban kini dalam penanganan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak dan pekerja sosial, untuk memulihkan kondisi psikisnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Antara


Terkini Lainnya

Gugatan Perdata Keluarga Brigadir J Terhadap Ferdy Sambo dkk Lanjut ke Tahap Mediasi

Gugatan Perdata Keluarga Brigadir J Terhadap Ferdy Sambo dkk Lanjut ke Tahap Mediasi

Nasional
Hasil Rekapitulasi KPU: PAN Unggul di Provinsi Maluku, Diikuti PKS dan PDI-P

Hasil Rekapitulasi KPU: PAN Unggul di Provinsi Maluku, Diikuti PKS dan PDI-P

Nasional
Mendes Abdul Halim Bantah PKB Ditawari Jatah Kursi di Kabinet Prabowo saat Bertemu Jokowi

Mendes Abdul Halim Bantah PKB Ditawari Jatah Kursi di Kabinet Prabowo saat Bertemu Jokowi

Nasional
KPU Rekapitulasi Suara Papua dan Papua Pegunungan Hari Terakhir, Besok

KPU Rekapitulasi Suara Papua dan Papua Pegunungan Hari Terakhir, Besok

Nasional
Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui 81.000 Surat Suara Tak Terkirim lewat Pos

Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui 81.000 Surat Suara Tak Terkirim lewat Pos

Nasional
Komite HAM PBB Soroti Netralitas Jokowi pada Pilpres, Komisi I DPR: Dia Baca Contekan

Komite HAM PBB Soroti Netralitas Jokowi pada Pilpres, Komisi I DPR: Dia Baca Contekan

Nasional
Caleg Terancam Gagal di Dapil DIY: Eks Bupati Sleman hingga Anak Amien Rais

Caleg Terancam Gagal di Dapil DIY: Eks Bupati Sleman hingga Anak Amien Rais

Nasional
Jatam Laporkan Menteri Bahlil ke KPK atas Dugaan Korupsi Pencabutan Izin Tambang

Jatam Laporkan Menteri Bahlil ke KPK atas Dugaan Korupsi Pencabutan Izin Tambang

Nasional
Draf RUU DKJ: Gubernur Jakarta Dipilih lewat Pilkada, Pemenangnya Peraih Lebih dari 50 Persen Suara

Draf RUU DKJ: Gubernur Jakarta Dipilih lewat Pilkada, Pemenangnya Peraih Lebih dari 50 Persen Suara

Nasional
900 Petugas Haji Ikut Bimtek, Beda Pola dengan Tahun Lalu

900 Petugas Haji Ikut Bimtek, Beda Pola dengan Tahun Lalu

Nasional
Proses Sengketa Pemilu Berlangsung Jelang Lebaran, Pegawai MK Disumpah Tak Boleh Terima Apa Pun

Proses Sengketa Pemilu Berlangsung Jelang Lebaran, Pegawai MK Disumpah Tak Boleh Terima Apa Pun

Nasional
Budi Arie Mengaku Belum Dengar Keinginan Jokowi Ingin Masuk Golkar

Budi Arie Mengaku Belum Dengar Keinginan Jokowi Ingin Masuk Golkar

Nasional
PKB Ingin Hasil Pemilu 2024 Diumumkan Malam Ini

PKB Ingin Hasil Pemilu 2024 Diumumkan Malam Ini

Nasional
Hasto Bilang Suara Ganjar-Mahfud Mestinya 33 Persen, Ketum Projo: Halusinasi

Hasto Bilang Suara Ganjar-Mahfud Mestinya 33 Persen, Ketum Projo: Halusinasi

Nasional
KPK Duga Pelaku Korupsi di PT PLN Rekayasa Anggaran dan Pemenang Lelang

KPK Duga Pelaku Korupsi di PT PLN Rekayasa Anggaran dan Pemenang Lelang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com