JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menjadi juara bertahan sebagai menteri paling populer di berbagai survei, termasuk Litbang Kompas.
Peneliti Litbang Kompas Toto Suryaningtyas mengatakan, berdasarkan hasil surveinya, Susi lima kali berturut-turut dinobatkan sebagai menteri yang paling berhasil.
Baca juga: Kata Rokhmin, Pencapaian Susi Pudjiastuti di Sektor Ini Hancur Lebur
Kemungkinan, hal ini disebabkan aksi Susi mengimplementasikan program-program KKP untuk menjaga laut.
Artinya, kata Toto, persepsi masyarakat kepada Susi sangat bagus sebagai pelaksana nomenklatur tugasnya.
"Kabinet ke depan kita tidak tahu apakah Susi dipertahankan tidak. Kalau susi di-drop, saya yakin masyarakat banyak yang patah hati," ujar Toto di Kantor LAN, Jakarta, Kamis (8/8/2019).
Susi dikenal dengan slogan "tenggelamkan". Ia dikenal memiliki aturan tegas terhadap kapal asing ilegal yang mencoba mencuri ikan di perairan Indonesia.
Sanksi terberatnya yakni meneggelamkan kapal-kapal tersebut. Aksi heroik tersebut, kata Toto, yang memikat masyarakat Indonesia sehingga menganggapnya sebagai menteri "selebritis".
Susi juga mengajak masyarakat untuk banyak mengonsumsi ikan karena kaya gizi.
"Kalau enggak makan ikan, saya tenggelamkan," demikian kata-kata yang sering Susi ucapkan dalam beberapa kesempatan.
Baca juga: Susi ke Rokhmin: Yang Bangkrut dan Hancur Lebur Itu Industri Pencuri Ikan!
Selain itu, Susi populer di media sosial karena engagement-nya yang tinggi dengan para pengikutnya.
"Itu dinarasikan bagus sekali oleh masyarakat, sangat masuk. Ini menggambarkan bagaimana menteri ketika menjalankan programnya," kata Toto.
Jika cara yang dipakai dalam mengimplementasikan programnya cocok di masyarakat, akan dengan mudah diterima publik.
Begitu pula sebaliknya. Padahal, kata Toto, menteri lainnya juga sama-sama "berkeringat", tetapi prosesnya tak banyak diketahui masyarakat.
"Ini soal persepsi. Kalau tidak ada unsur demonstratifnya, kurang menarik. Kan publik tidak bisa melihat prosesnya di mana," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.