Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Milenial Dinilai Bisa Berdampak Positif untuk Pemerintahan Jokowi

Kompas.com - 14/07/2019, 16:58 WIB
Putra Prima Perdana,
Krisiandi

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com- Peneliti Utama pada pusat penelitian politik lembaga dan lembaga ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI), Lili Romli menilai pernyataan Presiden Joko Widodo yang akan mengajak kaum milenial masuk jajaran kabinet perlu mendapat apresiasi dan dukungan yang penuh.

Lili menjelaskan, kaum milenial saat ini dianggap mampu membuktikan diri dengan kemampuan dalam berbagai bidang.

“Mengingat kaum milenial sudah membuktikan bahwa mereka mampu dalam mendarmabaktikan baik itu pemikiran maupun implementasi atau aksinya dalam membangun dan memajukan bangsa dan negara,” kata Lili saat dihubungi melalui ponselnya, Minggu (13/7/2019).

Baca juga: Jokowi Blak-blakan soal Kabinet Muda, Juga Menteri dari Profesional atau Parpol

Lili menambahkan, dengan melibatkan milenial dalam kabinet sedikit banyak bakal menimbulkan efek dan citra positif untuk pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Lili menyontohkan beberapa negara yang memberikan kesempatan kepada kaum milenial dalam kabinet. Menurut dia, ada efek positif yang ditimbulkan.

“Keterlibatan kaum milenial dalam politik menjadi menteri sudah ditunjukan juga di negara negara lain, termasuk di negara jiran, Malaysia. Beberapa menterinya diangkat dari kalangan milenial,” imbuhnya.

Lebih lanjut, kata Lili, Ini bukan suatu yang latah jika kemudian pak Jokowi akan mengajak kaum milenial sebagai menteri. Calon-calon menteri dari kalangan milenial tersebut, bisa berasal dari non partai maupun dari kader partai.

“Untuk itu saya berharap pimpinan partai juga mesti menyambut ajakan presiden tersebut untuk menyodorkan kader milenialnya yang memiliki kemampuan sebagai menteri,” ucapnya.

Sementara itu, pengamat politik dari Linkar Madani Ray Rangkuti menilai, niat Presiden terpilih Joko Widodo untuk menggaet kaum muda yang terampil untuk mengisi sejumlah kursi menteri dinilai membuka banyak peluang bagi kader partai dan non partai masuk kabinet.

Ray menjelaskan, menteri muda yang dimaksud Presiden Jokowi bukan berarti mereka yang berusia di bawah 40 tahun, namun juga bisa bermakna berusia 55 tahun ke bawah mengingat kematangan kader partai umumnya berada di usia 50 tahun

Alasannya, situasi ini berhubungan dengan efek gagalnya pembangunan politik di era orde baru yang mengakibatkan kemandegan regenerasi. Akhirnya, kematangan dalam politik selalu terlihat di atas usia 50 tahun.

"Usia yang muda tidak berarti mereka yang hanya berkutat di usia 40 tahun ke bawah, tapi juga bisa bermakna mereka yang berusia 55 tahun ke bawah," jelas Ray.

Ray menambahkan, keinginan Jokowi untuk menempatkan sosok muda berusia di bawah 40 tahun di kabinetnya masih dapat diwujudkan dengan menunjuk profesional murni.

"Di posisi ini, Pak Jokowi dapat menempatkan siapapun yang terbaik untuk duduk di kursi kabinet," tuturnya.

Selain usia muda, Jokowi pun menyerukan kriteria lainnya untuk calon anggota kabinet Indonesia Kerja. Di antaranya harus terampil dan cekatan dalam manejemen serta melaksanakan program serta mampu menerjemahkan visi dan misi presiden.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com