Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waketum: Sebagian Internal PAN Ingin Gabung Koalisi Pemerintah

Kompas.com - 02/07/2019, 08:14 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Viva Yoga Mauladi mengatakan, ada beberapa aspirasi dari internal PAN yang ingin memperkuat koalisi pemerintahan Joko Widodo.

"Ada sebagian dari internal PAN yang menginginkan memperkuat, 'sudah menjadi partai pemerintah saja'," kata Viva saat dihubungi Kompas.com, Senin (2/7/2019).

Viva mengatakan, Koalisi Indonesia Adil dan Makmur telah resmi dibubarkan. Dengan demikian, PAN sudah bisa menentukan sikap politiknya sendiri.

Menurut dia, PAN dalam platform berada di dalam atau di luar pemerintahan sama baiknya, asalkan hal itu untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

Namun, bergabungnya PAN dengan koalisi pemerintah harus ditentukan melalui Rapat Kerja Nasional (Rakernas).

"Jadi apakah PAN nanti berada di dalam atau di luar pemerintah, nanti akan ditentukan dalam Rakernas," ujarnya.

Baca juga: Menebak Arah Politik PAN dan Partai Demokrat...

Viva menegaskan, jika nantinya PAN berada di koalisi pemerintah, bukan untuk mencari kedudukan, tetapi bertujuan untuk bekerja sama untuk membangun bangsa dan negara.

"Seluruh kekuatan partai politik, ayo bekerja sama bergotong royong untuk membangun bangsa sesuai ajakan pak Jokowi ke pak prabowo kan untuk sama-sama membangun negara," tuturnya.

Selanjutnya, Viva menambakan, berada di koalisi pemerintah atau menjadi oposisi dalam konteks di DPR, setiap parpol pendukung dan di luar pemerintah harus menjalankan fungsi konstitusionalnya.

Ia mengatakan, parpol pendukung pemerintah juga harus mengkritik dan mengkontrol setiap kebijakan pemerintah.

"Bahkan partai pendukung pemerintah pun terkadang bersuara keras terhadap pemerintah untuk mengkritik kebijakan pemerintah. Bukan merongrong, tujuannya agar pemerintah bisa berjalan dengan bersih dan berwibawa," kata dia.

Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto memang telah membubarkan Koalisi Indonesia Adil dan Makmur. Keputusan tersebut diambil melalui rapat internal bersama lima sekjen parpol dan sejumlah petinggi partai lainnya di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, kemarin.

Dalam rapat tersebut Prabowo mengembalikan mandat dukungan sebagai pasangan capres-cawapres ke masing-masing partai politik.

Hal itu dilakukan setelah Mahkamah Konstitusi membuat putusan terkait perkara sengketa hasil Pilpres 2019. Dalam putusannya, MK menolak seluruh dalil permohonan yang diajukan oleh tim hukum Prabowo-Sandiaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com