Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ombudsman Sarankan Bulog Dibubarkan karena Terus Merugi

Kompas.com - 27/06/2019, 14:07 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ombudsman RI (ORI) menyarankan Badan Urusan Logistik (Bulog) dibubarkan. Ombudsman menganggap kehadiran Bulog tidak lagi efektif dalam upaya penurunan harga sembilan bahan pokok (sembako).

Saran lainnya, Bulog sebaiknya menjadi perseroan terbatas (PT) saja agar bisa menaikkan profit.

"Bulog bisa saja ditiadakan untuk jadi perusahaan berupa PT murni, tapi peran stabilator (harga) harus ada," kata Anggota Ombudsman RI Alamsyah Saragih dalam konferensi persnya di kantor Ombudsman, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2019).

Baca juga: BULOG Incar 70 Persen Pangsa Pasar Bantuan Pangan Non-Tunai

Menurut Alamsyah, Bulog terus merugi hingga berpotensi merugikan keuangan negara. Selama ini, komoditas yang sudah dibeli Bulog justru sebagian besar tak didistribusikan. Alhasil, komoditas itu malah membusuk di gudang.

"Saya lihat gradasinya Bulog turun terkait penerimaannya. Mereka masih konvensional alatnya. Setelah disuruh serap tapi penyaluran enggak bisa, lalu bisa busuk. Ini harus dipikirkan," ujarnya.

Ia menyarankan Bulog punya kebijakan yang lebih inovatif dalam menyikapi permasalahan.

Sehingga perum yang kini dipimpin Budi Waseso itu bisa menyelesaikan masalah yang cenderung serupa tiap tahun, salah satunya terkait stok gudang yang menurun kualitasnya karena tak bisa dijual.

Baca juga: Ombudsman Temukan Maladministrasi terkait Aturan PPDB

"Jangan sampai Bulog dianggap musnahkan barang negara. Pilihan operasi pasar enggak tepat karena banting harga kalau lagi harga beras lagi enggak tinggi," ucapnya. 

Ia memprediksi Bulog bakal tak bisa lagi beroperasi jika tidak ada evaluasi dan perbaikan. Khususnya ketika Bulog terlalu banyak menyerap komoditas tapi tak mampu menjualnya.

"Bisa bangkrut karena pengadaan terus tapi enggak ada output. Di gudang saja. Kalau 2-3 tahun ke depan maka Bulog hancur," tuturnya.

Kompas TV Pemerintah berupaya menajamkan fungsi bulog agar tidak tumpul sebagai stabilisator harga beras sekaligus sebagai perusahaan komersial. Membuka saluran beras yang mampet, bulog akan ditugaskan menjadi penyalur program Bantuan Pangan Non Tunai alias BPNT. Sebelumnya, sejak kementerian sosial mengubah program rastra menjadi BPNT, bulog kehilangan pangsa pasar cukup luas. Sebab, pada program rastra, bulog menerapkan skema natura yakni penyaluran beras langsung ke kelompok penerima manfaat kartu keluarga sejahtera. #Bulog #FungsiBulog #HargaBeras
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com