JAKARTA, KOMPAS.com - Banyaknya petugas yang meninggal dunia dalam Pemilu serentak 2019 dinilai masalah serius. Penyelenggaraan Pemilu di negara demokrasi seharusnya berintegritas dan tak memakan korban.
"Sekecil apapun enggak boleh ada korban dan enggak boleh ada kecurangan. Sekecil apapun, nol koma nol koma pun enggak boleh," kata Mantan Kabiro Humas KPU Djohermansyah Djohan dalam diskusi bertajuk 'Setelah Pemilu Serentak' di Jakarta, Sabtu (27/4/2019).
"Kan ada pepatah yang mengatakan karena nila setitik rusak susu sebelanga. Nah coba sekarang ini dengan banyak yang meninggal kemudian ada hitungan yang salah input, itu menunjukkan tidak well organized penyelenggaraan pemilu kita," tambahnya.
Baca juga: KPU soal Santunan Pemilu: Korban Meninggal Dunia Rp 36 Juta, Sakit Rp 8 Juta-Rp 30 Juta...
Dia berharap kejadian pahit dalam penyelenggaraan pemilu sekarang menjadi pelajaran bagi pemerintah ke depan. Aturan-aturan yang dianggap berdampak buruk harus segera direvisi.
"Ke depan baiknya betul-betul harus ada pemikiran untuk menata kembali sistem recruitment, menata kembali sistem electoral management-nya, menata kembali sistem election-nya," ujarnya.
Apalagi, kata dia, pada 2024 pemerintah berencana menggelar Pilres, Pileg dan Pilkada secara serentak. Pemerintah harus punya hitung-hitungan sebelum merealisasikan rencana tersebut.
Baca juga: Bawaslu: Anggota Panwas yang Meninggal Dunia 55 Orang
"Begitu selesai terpilihnya pemerintah baru di Oktober 2019, 2020 juga DPR baru sudah mulai mengagendakan (revisi UU pemilu). Sehingga 2021 sudah jadi itu semua," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, caleg PAN M Yasin Kara juga menyampaikan keprihatinannya atas para petugas yang gugur saat pemilu. Ia menilai bahwa sistem pemilu harus dikaji lagi.
"Kalau sampai 230 orang (meninggal) harus dikaji lagi. Aturan-aturannya dikaji dulu, lebih objektif," ujar Ketua Mahkamah PAN ini.
Dari data KPU, sampai kemarin, petugas KPPS yang meninggal dunia mencapai 230 orang. Sedangkan petugas KPPS yang jatuh sakit sebanyak 1671 orang.
Adapun anggota Panwaslu yang meninggal 55 orang dan 480 lainnya sakit.
Sementara anggota kepolisian yang meninggal saat bertugas menjaga keamanan pemilu mencapai 18 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.