JAKARTA, KOMPAS.com - Ada-ada saja pengalaman tak terlupakan yang dialami para caleg selama masa kampanye lalu. Salah satunya yang paling membekas di ingatan Daniel Johan adalah saat dia diminta bantuan untuk memadamkan kebakaran hutan.
Calon anggota legislatif DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengaku dirinya mendapat julukan baru dari para warga, "Pembawa Hujan".
Ya, setiap kali Daniel berkampanye di desa-desa di Kalimantan Barat, tak lama kemudian hujan turun membasahi desa itu. Untuk diketahui, Daniel adalah caleg petahana yang maju daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Barat (Kalbar) I, yang meliputi Kabupaten Sambas, Bengkayang, dan Kubu Raya.
"Saya dianggap pembawa hujan ya karena di mana saya hadir enggak lama hujan," tutur dia sambil tertawa saat dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.
Baca juga: Cerita Caleg: Soal Ongkos Politik, Arsul Sani Berutang kepada Sang Ayah
Dari sekitar 1.000 titik yang sudah ia kunjungi, Daniel mengaku sekitar 70-80 persen terjadi hujan.
Bahkan, ia pernah ditelepon untuk hadir ketika terjadi kebakaran hutan.
Dengan julukan tersebut, Daniel menuturkan masyarakatnya pun tak mengeluh, justru senang dengan hujan yang "dibawa"-nya.
Daniel lalu bercerita soal dana yang telah dihabiskannya selama kampanye ini. Selama tujuh bulan berkampanye, ongkos yang dikeluarkan Daniel mencapai Rp 1 miliar. Semua berasal dari koceknya pribadi.
"Mungkin bisa Rp 900 sampai Rp 1 miliar," kata Daniel.
Dari jumlah tersebut, ia mengaku paling banyak mengeluarkan biaya untuk alat peraga kampanye (APK) dan pakaian.
Namun, ada pula orang yang membantunya, misalnya dengan membuatkan kaos untuk dia.
Sementara, sumbangan dari parpol hanya berupa bendera dan jumlahnya terbatas.
Baca juga: Cerita Caleg: Blusukan ke Pelosok Sulawesi, Badaruddin Tidur di Warung saat Kampanye
Untuk menghemat biaya, Daniel menuturkan bahwa berbagi untuk mencetak APK menjadi salah satu jalan. Namun, sebagai caleg petahana, ia mengaku memiliki cerita lain.
"Masalahnya itu saya kan yang incumbent, kedua saya dianggap pengurus pusat sehingga kalau dari konteks saya bukan diringankan justru saya meringankan caleg-caleg di tingkat provinsi dan kabupaten, saya buatin mereka," ungkapnya
Selain itu, metode kampanye yang ia lakukan adalah dengan turun langsung ke lapangan atau door to door.
Daniel mengaku sudah mengunjungi lebih dari 1.000 desa selama masa kampanye.
"Saya door to door dari desa ke desa, di setiap desa (silaturahmi) dengan masyarakat, tokoh masyarkat, RT/RW, dengan kepala desa, bisa di rumah kepala desa, tokoh masyarakat, sekali pertemuan mungkin bisa 50, maksimal 100 orang," ujar dia.
Saat turun ke lapangan, ia pun mengaku tidak mempraktikkan politik uang dan turut memberikan pendidikan politik perihal hal itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.