Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana: Jangan Diasumsikan Presiden Tak Melakukan Apa-apa Terkait Kasus Novel

Kompas.com - 11/04/2019, 13:07 WIB
Ihsanuddin,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi meminta masyarakat melihat secara objektif mengenai kasus penyerangan penyidik KPK Novel Baswedan yang hingga genap dua tahun belum juga terungkap.

Johan menegaskan bahwa Presiden Jokowi sudah berbuat banyak untuk membantu Novel.

"Jangan diasumsikan Presiden tak melakukan apa-apa," kata Johan kepada Kompas.com, Kamis (11/4/2019).

Johan mengatakan, saat pertama kali mengetahui penyerangan terhadap Novel dua tahun silam, Presiden langsung memerintahkan Kapolri untuk mengusut pelakunya.

Baca juga: Beragam Kejanggalan Selimuti Pengusutan 2 Tahun Kasus Novel Baswedan

Dalam perkembangannya, Presiden juga sudah memanggil Kapolri tiga kali ke Istana untuk secara khusus membahas perkembangan kasus ini.

"Presiden concern terhadap pengungkapan kasus novel. Tidak hanya pelakunya tapi siapa dalang di balik itu, itu perintah Presiden kepada Kapolri," kata Johan.

Johan mengatakan, dalam dari tiga kali pemanggilan itu, Kapolri selalu menyatakan bahwa Polri masih sanggup untuk menuntaskan kasus ini.

Kapolri juga menyatakan ada kemajuan dari proses penyelidikan yang telah dilakukan.

Oleh karena itu, Presiden tak memenuhi tuntutan Novel dan para aktivis untuk membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF).

Baca juga: Beragam Kejanggalan Selimuti Pengusutan 2 Tahun Kasus Novel Baswedan

"Perlu digarisbawahi Presiden bukan setuju atau tidak setuju membentuk TGPF, tapi menunggu polri melakukan pekerjaannya," kata Johan.

Tak hanya soal penyelidikan kasusnya, Johan juga mengingatkan bahwa Presiden Jokowi sudah berbuat banyak dengan membantu pengobatan mata kiri Novel di Singapura.

Menurut dia, perlakuan khusus seperti ini tidak didapat oleh para penegak hukum lain yang juga kerap mendapatkan teror saat bertugas.

"Novel ini dapat perhatian khusus. Jangan diasumsikan Presiden tidak melakukank apa-pa karena polisi belum berhasil mengungkap," kata dia.

Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017. Penyerangan itu membuat mata kiri Novel terluka. Penyidik senior KPK itu sempat menjalani perawatan di Singapura.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Upaya Pengungkapan Kasus Novel Baswedan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com