Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawalpemilu.org dan Netgrit Ajak Masyarakat Kawal Rekapitulasi Suara, Ini Caranya!

Kompas.com - 06/04/2019, 18:12 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - KawalPemilu.org dan Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit) meluncurkan gerakan Kawal Pemilu Jaga Suara (KPJS) 2019.

Gerakan tersebut mengajak masyarakat terlibat aktif mengawal jalannya proses penghitungan suara pada Pemilu 2019.

Gerakan ini memerlukan partisipasi masyarakat secara sukarela untuk berada di 809.500 TPS di seluruh Indonesia.

“Ada tiga alasan mengapa pemilu presidan dan DPR RI (legislatif) 2019 harus dipantau. Pertama, pemilu Indonesia adalah pemilu yang kompleks, rumit, dan terbesar di dunia. Kedua, Pilpres dan Pileg 2019 untuk pertama kalinya dilakukan di hari yang sama," kata Ruly Achdiat, salah satu penggagas Kawal Pemilu di Jakarta, melalui keterangan tertulis, Sabtu (6/4/2019).

"Ketiga, integritas hasil pemilu akan meningkatkan kepercayaan publik. Oleh karena itu, kami ingin melibatkan masyarakat dalam pemantauan hasil Pemilu,” lanjut dia.

Ruly mengatakan, proses penyalinan hasil penghitungan suara dari C1 plano ke C1 scan harus dikawal karena tahap ini rawan terjadi kekeliruan serta kecurangan.

Ia menambahkan, gerakan KPJS 2019 yang nonpartisan ini mengajak komunitas pro-data dan seluruh elemen masyarakat untuk turut terlibat dalam pengawalan suara.

Gerakan KPJS 2019 akan menggabungkan kemampuan penggunaan teknologi KawalPemilu.org dan Netgrit untuk menjaga suara rakyat dalam skala besar.

Mekanismenya, menurut Ruly, cukup sederhana.

Pada hari pencoblosan relawan datang ke TPS untuk memantau penghitungan suara, lalu ambil foto formulir C1 plano menggunakan ponsel.

Setelah mendapat koneksi internet yang stabil, upload foto C1 plano tadi ke situs upload.kawalpemilu.org.

Ia mengatakan, setiap relawan bisa mengawal lebih dari satu TPS.

"C1 plano merupakan data paling otentik karena dihitung di depan publik. Selain itu, sulit dimanipulasi karena memiliki banyak indikator keaslian, seperti hologram, nama TPS, kelurahan, kecamatan. Konsistensi goresan tangan pun merupakan indikasi keaslian,” tutur Ruly.

Sementara itu, Nia Dinata, produser film Arisan! dan Ca Bau Kan yang menjadi relawan KPJS 2019, menambahkan, semua orang bisa menjadi relawan dengan mengunggah foto C1 plano ke situs upload.kawalpemilu.org.

Lebih lanjut, Nia mengatakan, menjaga suara rakyat pada 2019 melalui pengumpulan data dari lapangan bukan lagi hal mustahil.

Alasannya, KPU membolehkan pemantau dan warga untuk mengambil foto C1 plano setelah proses penghitungan selesai.

Salinan C1 juga akan ditempel di TPS dan di kantor desa atau lurah keesokan harinya.

"Kami tidak tanya relawan akan memilih siapa di Pemilu nanti, yang penting berpihak pada kebenaran data,” papar Nia.

“KPJS 2019 akan memantau rekapitulasi penghitungan suara sampai hasil akhir Pemilu diumumkan oleh KPU. Dengan demikian, kami berharap publik akan punya tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap hasil perolehan suara akhir,” lanjut Nia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com