Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi dan Prabowo Seharusnya Lebih Dalam Bahas Transparansi Pengadaan Alutsista

Kompas.com - 04/04/2019, 18:46 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Diandra M Mengko menyayangkan kedua calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto tak menjawab pertanyaan mengenai transparansi pengadaan alat utama sistem persenjataan atau alutsista saat debat keempat.

Debat keempat berlangsung pada Sabtu (30/3/2019) lalu.

"Nah bagaimana Bapak-bapak menjamin pengadaan alutsista, tapi juga yang sesuai dengan prinsip akuntabilitas dan transparan. Tetapi sayangnya tidak dijawab oleh kedua capres," kata Diandra saat ditemui wartawan di Resto Ajag Ijig, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (4/4/2019).

Baca juga: 2 Hal yang Dapat Dicatat Pendukung Jokowi dan Prabowo Saat Debat Keempat

Menurut Diandra, saat debat keempat, Prabowo tak menjawab pertanyaan panelis mengenai pengadaan alutsista, tetapi hanya mengulang pernyataannya bahwa sistem pertahanan lemah.

Sementara itu, Jokowi hanya menanggapi pernyataan Prabowo tersebut dengan bantahan dan menyebut sistem pertahanan sudah mengalami kemajuan.

"Kemudian Pak Jokowi justru menanggapi pertanyaan Pak Prabowo dengan mengatakan, tidak sistem pertahanan kita sudah ada progress-nya, menyatakan program dan gelar pasukannya," ujar Diandra.

Menurut dia, terjaminnya transparansi dan akuntabilitas dalam sektor pertahanan menarik untuk melihat komitmen dari kedua calon presiden.

Baca juga: Debat Keempat Diyakini Dapat Meningkatkan Partisipasi Publik

"Ini bukan barang baru. Tapi sayangnya kedua capres atau TKN, BPN tidak ada yang menyatakan bagaimana mengatasi persoalan ini. Jadi dua-duanya tidak menyatakan sikap sih," kata dia.

Ia mengatakan, sudah ada transparansi dalam sektor pertahanan. Namun, jika merujuk data Tranparansi International, Indonesia menjadi negara yang berpotensi terjadi korupsi pada sistem pertahanan.

"Tapi kalau dari data Transparansi Internasional di tahun 2015 itu defense anticoruption index kalau enggak salah, itu memang menyatakan Indonesia masih negara yang berisiko rawan atas korupsi sistem pertahanannya terutama di persoalan pengadaan," ujar Diandra.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Menuju Istana 2019

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com