JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno meyakini bahwa debat keempat akan meningkatkan partisipasi publik untuk mencoblos.
Debat yang mempertemukan capres nomor urut 01 Joko Widodo dengan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto itu membahas tema ideologi, pemerintahan, keamanan, serta hubungan internasional.
"Saya yakin debat kemarin itu memantik jumlah partisipasi yang kian meningkat di tengah kekhawatiran isu-isu golput yang terus belakangan dikumandangkan," kata Adi saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/4/2019).
Baca juga: Kehangatan Kedua Capres saat Debat Keempat Jadi Pelipur Lara Bagi Swing Voters
Menurutnya, alur yang lebih dinamis, saling adu gagasan, membuat debat dipandang bukan hanya sekadar formalitas.
Saling adu gagasan tersebut yang dikatakannya sesuai dengan karakteristik para swing voters untuk membantu mereka menentukan pilihan politiknya.
Selain itu, kedua capres sudah menunjukkan sikap kenegarawanannya yang meski berbeda pendapat tetapi tetap bersahabat saat memberikan pernyataan tertutup.
Baca juga: Dari Debat Keempat, Kedua Paslon Dinilai Miliki Pendekatan Hubungan Internasional yang Berbeda
Jokowi mengatakan, persahabatannya dengan rivalnya, Prabowo Subianto, tak akan pernah putus meski kini berkompetisi dalam Pemilihan Presiden 2019.
Sementara, Prabowo juga meyakinkan Jokowi bahwa dirinya tetap menganggap capres petahana itu sahabat.
Kehangatan itu yang dikatakan Adi setidaknya menjadi langkah awal untuk menggugah partisipasi publik.
Baca juga: Debat Keempat yang Berjalan Dinamis Dinilai Dapat Bantu Swing Voters
"Minimal itu menjadi gerbang awal, karena kehangatan Jokowi dan Prabowo yang ditunjukkan dalam berbagai segmen, itu sebagai obat pelipur lara dari swing voters yang selama ini melihat tawuran antar dua kubu," ujarnya.