BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sido Muncul

Kisah Puri dan Pentingnya Rumah Singgah untuk Penderita Kanker

Kompas.com - 27/03/2019, 14:47 WIB
Mico Desrianto,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Tak banyak yang biasanya dilakukan oleh para penderita kanker selain beristirahat. Namun bagi Puri Sulistyowani (49), seorang penderita kanker payudara, bergerak aktif merupakan sebuah keharusan.

Ia tetap menjalani aktivitas biasa seperti memasak atau pun mencuci pakaian. Bahkan keceriaan masih terpancar di wajah Puri, meski saat bertemu Kompas.com ia baru saja selesai menjalani kemoterapi.

Puri bercerita, jika energinya kini dapat terjaga meski harus menjalani serangkaian pengobatan yang padat setelah tinggal di Rumah Singgah Marsudi Husada milik Yayasan Kanker Indonesia (YKI) cabang Daerah Istimewa Yogyakarta di Sinduati Miati, Sleman.

Itu karena rumah singgah tersebut hanya berjarak 1 kilometer (km) dari Rumah Sakit (RS) DR. Sardjito, tempat Puri menjalani pengobatan kanker.

"Jika di awal pengobatan saya harus menempuh perjalanan 2 jam dari rumah (Kutoharjo), kini ke RS DR. Sardjito hanya 5 menit menggunakan sepeda motor," terang Puri kepada Kompas.com bersama sang suami yang setia menemaninya selama pengobatan, Selasa (26/3/2019).

Rumah singgah tersebut memang diperuntukan bagi penderita kanker yang tengah menjalani pengobatan. Di sini, para penderita kanker menempati tujuh ruangan yang dapat menampung 13 pasien dan menikmati berbagai fasilitas tak ubahnya seperti rumah sendiri.

Fasilitas tersebut antara lain adalah dapur, ruang tamu, ruang mencuci, gudang dan lainnya.

Puri tak sendiri, dirinya berjuang bersama dengan belasan penderita kanker lain yang menetap di rumah singgah tersebut.

Ditemui pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua YKI cabang Yogyakarta, Dr. Sofia Mubarika mengatakan, jika proses pengobatan kanker harus dilakukan secara berjangka dan dengan jadwal yang padat.

Maka dari itu, adanya rumah singgah tersebut dapat membantu penderita kanker (khususnya masyarakat miskin) agar bisa menghemat biaya dan tenaga selama menjalani pengobatan.

“Siapa pun boleh menggunakan fasilitas di rumah singgah khusus kanker ini,” papar Dr. Sofia.

Terkendala ketersediaan kamar

Meningkatnya penderita kanker di Indonesia turut dirasakan oleh Rumah Singgah Marsudi Husada. Terkadang, beberapa penderita kanker dengan terpaksa tidak dapat menetap lantaran kuota kamar yang tersedia sedang habis.

“Akhirnya mereka yang tak dapat masuk harus merogoh kocek hingga Rp100.000 per hari untuk menyewa kamar agar dekat dengan rumah sakit Dr. Sardjito,” lanjut Dr. Sofia.

Tak ingin persoalan ini terus menerus terjadi, YKI cabang Yogyakarta sepakat mengembangkan rumah singgah tersebut agar dapat melayani penderita kanker lebih banyak lagi.

“Rencana pengembangan rumah singgah ini nantinya akan menambah 30 kamar dan fasilitas pendukung lainnya,” papar Dr. Sofia.

Dana pengembangan rumah singgah tersebut berasal dari berbagai donatur, salah satunya PT Berlico Mulia Farma dan Tolak Angin Sido Muncul yang memberikan donasi Rp 400 juta.

Ikatan emosional

Direktur Sido Muncul sekaligus PT Berlico Farma, Irwan Hidayat mengaku antusias kedua perusahaannya dapat terlibat dalam penanganan penderita kanker di Indonesia.

Maka dari itu, mendengar YKI cabang Yogyakarta membutuhkan dana untuk pengembangan rumah singgah, Irwan tak ragu untuk ikut berpartisipasi.

“Saya terharu dan ikut merasakan apa yang dialami para pasien di sini. Bantuan ini untuk meringankan mereka yang harus menjalani pengobatan” papar Irwan Hidayat kepada Kompas.com.

Direktur PT Berlico Farma sekaligus Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat, memberikan bantuan secara simbolis kepada pengurus Yayasan Kanker Indonesia cabang Yogyakarta.(MICO DESRIANTO/Kompas.com) Direktur PT Berlico Farma sekaligus Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat, memberikan bantuan secara simbolis kepada pengurus Yayasan Kanker Indonesia cabang Yogyakarta.
Irwan sendiri mengaku memiliki ikatan emosional perihal penyakit kanker, sebab sang ayah meninggal dunia akibat penyakit yang membunuh hampir 10 juta masyarakat di dunia pada 2018 menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO) .

“Ayah saya meninggal pada 1991, jadi saya betul-betul mengerti rasanya,” tutur Irwan.

Mengingat pengembangan rumah singgah membutuhkan dana yang tidak sedikit, Irwan mengajak seluruh pengusaha lain untuk terlibat dalam kegiatan mulia ini.

“Semoga perusahaan lain tergerak hatinya untuk ikut terlibat,” lanjut Irwan.

Rencananya, peletakkan batu pertama akan dilakukan April tahun ini dan secara keseluruhan pengembangan rumah singgah tersebut akan menelan biaya Rp 5.1 miliar.

Dengan adanya rencana ini, YKI beserta Irwan Hidayat berharap penderita kanker di luar sana dapat tetap semangat dan energik saat menjalani pengobatan seperti Puri dan teman-teman lain yang menetap di rumah singgah Marsudi Husada.


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com